Download Aplikasi Berita TribunX di PlayStore atau AppStore Untuk Dapatkan Pengalaman Baru
Kini, perpecahan politik Israel kembali terlihat di depan publik.
Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan untuk menggulingkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (31/3/2024) malam.
Slogan-slogan yang lama menuntut pengunduran diri Netanyahu dan pemilihan umum dini diperkuat dengan slogan-slogan baru.
Slogan itu juga menyerukan kesepakatan segera untuk membebaskan sekitar 130 sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.
Dikutip dari BBC pada Senin (1/4/2024), ketakutan terbesar keluarga dan teman-teman mereka, serta para pengunjuk rasa ialah jatuhnya banyak korban jiwa jika perang berkepanjangan tanpa kesepakatan.
Para pengunjuk rasa, dan pengkritik Netanyahu di negara-negara yang mendukung Israel, percaya bahwa musuh demokrasi sudah ada di pemerintahannya, sebuah koalisi yang bergantung pada dukungan partai-partai ultranasionalis Yahudi.
Salah satu anggota parlemen Hamas, Ohad Tal, mengatakan “naif” jika percaya bahwa tekanan militer yang lebih besar terhadap Hamas akan membebaskan para sandera.
PM Netanyahu pernah berkata bahwa dialah satu-satunya yang bisa menjaga keamanan negaranya.
Banyak orang Israel mempercayainya.
Dia juga mengatakan bahwa dia bisa mengatur rakyat Palestina, menempatkan orang-orang Yahudi di tanah yang diduduki yang mereka inginkan untuk sebuah negara.
Tanpa menawarkan konsesi dan melakukan pengorbanan yang diperlukan untuk kesepakatan damai.
Tetapi semua itu berubah pada 7 Oktober tahun lalu ketika Hamas menyerbu kawat perbatasan.
Banyak warga Israel menganggap dia bertanggung jawab atas kelemahan keamanan yang memungkinkan Hamas menyerang Israel dengan dampak yang sangat menghancurkan.
Berbeda dengan kepala keamanannya, yang dengan cepat mengeluarkan pernyataan yang mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan, namun PM Netanyahu tidak pernah mengakui tanggung jawab apa pun.
editor : ica
Ещё видео!