TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo melakukan rapat terbatas (Ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Dalam Ratas tersebut, Presiden Jokowi membahas upaya penguatan neraca perdagangan.
Adapun yang berkaitan dengan upaya peningkatan ekspor, Jokowi meminta jajarannya untuk fokus pada penyelesaian perjanjian perdagangan dengan negara-negara lain.
"Juga peningkatan ekspor pada pasar-pasar nontradisional yang selama ini belum kita perhatikan terutama di Afrika, di Asia Selatan, dan juga di kawasan-kawasan Indo-Pasifik," ujar Jokowi, dilansir dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (11/11/2019).
Tujuan ekspor Indonesia di masa mendatang dalam perjanjian perdagangan tersebut dilakukan dengan negara-negara potensial.
Presiden Joko Widodo menekankan fokus pemerintah dalam upaya penguatan neraca perdagangan dengan cara mengurangi sebanyak mungkin angka defisit.
"Memang fokus kita ke depan adalah bagaimana bisa menekan sekecil mungkin, mengurangi sebanyak mungkin angka defisit yang ada," ujarnya.
Ia juga mengatakan nantinya pada saat bersamaan dapat memperbesar surplus neraca perdagangan.
"Menggenjot ekspor dan juga pengembangan sektor pariwisata yang mendatangkan defisa," tambahnya.
Dalam hal ini Jokowi mengingatkan jajarannya untuk fokus pada langkah-langkah terobosan yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat impor BBM yang selama ini diketahui menjadi penyumbang defisit terbesar.
"Oleh sebab itu, pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus terus kita tingkatkan," pungkasnya.
Jokowi juga mengatakan dalam pengolahan energi baru terbarukan seperti yang dikenal dengan B20 untuk segera bisa masuk ke B30 lalu B100 hingga dapat mengurangi ketergantungan kita pada impor BBM.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden mengatakan investasi yang berkaitan dengan sektor substitusi barang-barang impor juga harus dibuka lebar.
Sehingga komoditas pengganti barang-barang yang selama ini didatangkan dari luar negeri dapat diproduksi di Indonesia.
Presiden juga mengingatkan akan optimalisasi program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri.
Ia juga memastikan bahwa proyek-proyek pemerintah memaksimalkan penggunaan barang dan atau jasa yang telah memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan yang telah ditentukan.
"Termasuk pengembangan industri pengolahan yang bukan hanya menciptakan lapangan kerja, tapi juga memastikan bahwa produk-produk yang dibutuhkan di dalam negeri dan yang akan diekspor bisa kita produksi di dalam negeri," imbuh Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menekankan upaya promosi besar-besaran baik promosi terhadap produk-produk ekspor Indonesia maupun promosi terhadap sektor wisata dan investasi Indonesia.
Upaya promosi atau pameran yang dilakukan dapat dipersiapkan dengan baik sejak jauh hari sehingga dapat membangun sebuah citra yang baik bagi Indonesia dan mendatangkan manfaat nyata.
"Kalau mau pameran yang besar sekalian. Disiapkan setahun sebelumnya secara baik sehingga saat pameran betul-betul akan menguatkan brand dan image Indonesia baik kepada pembeli maupun wisatawan yang ingin datang ke negara kita," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Fokus Tingkatkan Ekspor Pasar Nontradisional, Terutama Afrika, Asia Selatan dan Indo-Pasifik, [ Ссылка ].
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Ещё видео!