VP : zaq
TRIBUNJATIM.COM - Salah satu negara anggota NATO yakni Turki menyebut tidak ada peluang damai antara Rusia dan Ukraina.
Sebaliknya, Turki menyebut akan ada pertumpahan darah lebih lanjut dalam perang tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat bertemu dengan Vladimir Putin pada hari ini Selasa (5/9).
Ia menyayangkan perang yang telah berlangsung selama 1,5 tahun masih terus berlanjut.
Bahkan pertempuran tersebut tidak terlihat adanya prospek perdamaian.
Meski begitu pihaknya menekankan bahwa Turki berada di posisi netral.
Walaupun Turki merupakan negara sekutu Rusia namun juga merupakan negara anggota NATO.
Erdogan menegaskan negaranya selalu mendukung adanya perdamaian, dialog, hingga diplomasi.
Sang presiden menyebut Turki tidak akan memperburuk masalah dengan menambah bahan bakar ke dalam konflik.
"Sayangnya, perang yang telah berlangsung selama 1,5 tahun masih terus berlanjut. Tidak ada prospek perdamaian di masa depan," kata pemimpin Turki .
Sementara Erdogan menilai tidak ada pemenang dalam peperangan tersebut.
Di satu sisi, ia siap memainkan peran mediator dalam mediasi kedua negara.
Website [ Ссылка ]
Twitter [ Ссылка ]
Facebook [ Ссылка ]
Instagram [ Ссылка ]
#tribunjatim #matalokalmenjangkauindonesia
Ещё видео!