بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
ADA APA DENGAN REBO WEKASAN ?
Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Shafar sebelum memasuki bulan Maulid atau Rabi’ul Awwal. Di hari Rebo Wekasan ini katanya berdasarkan pernyataan Ulama Ahli Kasyf, Allah menurunkan 360.000 musibah/bala baik yang bersekala besar maupun kecil. Juga banyak kesialan. Ini dimulai sejak shubuh hari Rabu 24 Shafar.
Dan amalan batil yang dikerjakaan saat Rebo Wekasan seperti melakukan do'a bersama dan sedekah. Juga shalat awwabbin untuk tolak bala dengan shalat 4 rakaat, pada setiap rakaat membaca Al-Fatihah, kemudian membaca surat Al-Kautsar 17x, surat Al-Ikhlash 5x, surat Al-Falaq 1x, surat An-Naas 1x dan selesai shalat membaca doa yang dikhususkan tanpa petunjuk dari Nabiﷺ.
Amalan diatas berisi seruan melakukan ritual menghidupkan Rebo Wekasan itu tercampur di dalamnya berdusta atas nama Allah dan Rasul, bid’ah, dan kesyirikan.
Rincian Kemungkaran Rebo Wekasan :
Pertama, menetapkan hari atau bulan tertentu sebagai hari dan bulan sial adalah termasuk perkara ghaib yang hanya diketahui jika ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Siapapun orangnya, maka haram menetapkan perkara ghaib tanpa ada keterangan dari Allah dan Rasul-Nya. Allahتعالى memerintahkan kepada Nabi kita :
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Katakanlah, "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan". (QS. An-Naml: 65)
Bahkan Nabi kita Muhammadﷺ saja pada dasarnya tak tahu perkara ghaib kecuali sebatas yang Allah informasikan padanya. Hal ini sebagaimana terdapat pada ayat berikut :
"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (QS. Al-A'raf: 188)
Kedua, menetapkan bulan Shafar sebagai bulan sial adalah akidah syirik yang membatalkan Islam.
Nabiﷺ bersabda :
“Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar". [HR. Bukhari no.5757 dan Muslim no.2220]
Ketiga, di Rebo Wekasan diturunkan 360.000 kesialan.
Ini perkara ghaib, darimana mereka tahu hal ini ada 360.000 kesialan? Aqidah kok nebak-nebak. Tidak peduli siapapun yang mengucapkan perkara ghaib tanpa dalil shahih, maka wajib ditolak. Apalagi ini bertentangan dengan hadits shahih yang kami kutip di atas dimana Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam membatalkan keyakinan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial.
Keempat, anjuran shalat khusus Rebo Wekasan.
Ini kemungkaran dan bid'ah yang jelas bersumber dari aqidah syirik. Tahu dari mana mereka menetapkan kesunnahan suatu amalan yang tidak pernah disunnahkan oleh Nabiﷺ dan para Shahabatnya radhiallahu 'anhum? Punya hak apa mereka menetapkan ini sunnah dan bagus terkait ibadah apa-apa yang tak diajarkan Nabiﷺ dan para Sahabatnya رضي الله عنهم?
Adapun klaim mereka tentang hadits, dari Abu Hurairah رضي الله عنه menyatakan bahwa Nabiﷺ bersabda :
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ يُصَلُّوْنَ فِيْ آخِرِ الْأَرْبِعَاءِ مِنْ صَفَرَ إِلاَّ نَجَّاهُمُ اللّٰهُ مِنَ الْكَوَارِثِ
"Tidaklah berkumpul suatu kaum mereka shalat dihari akhir Rabu dari bulan Shafar terkecuali Allah سبحانه وتعالى menyelamatkan mereka dari malapetaka-malapetaka/musibah".
Di medsos yang bahkan dikatakan hadits itu hasan shahih. Memang orang kalau pada Allah saja berani berdusta maka pada yang lainnya pun akan lebih berani berdusta. Tantanglah mereka sebutkan satu-satu dengan referensi jelas siapa Ulama yang menghasan-shahihkan hadits di atas dan sebutkan validitas narasumbernya. Ana hampir pastikan mereka hanya copy paste. Silahkan tantang mereka bawakan di kitab apa hadits itu terdapat dengan dinyatakan sebagai hasan shahih ? Allahul musta'an.
Kelima, tata cara shalatnya dan do'a khususnya.
Jika hadits tersebut palsu, maka jelas tata cara shalatnya juga semua mengada-ngada. Demikian pula do’a khusus yang dibaca setelah shalat bid’ah khusus tersebut semuanya adalah bid’ah. Haram kaum muslimin menyakini apalagi mengamalkannya.
Adapun tentang sedekah, maka sedekah dilakukan kapanpun. Tetapi menetapkan sedekah di bulan Shafar dengan sebab keyakinan di atas, serta anjuran doa bersama dalam Rebo Wekasan maka ini semua bid'ah. Tidak ada satupun sunnah yang menetapkan hal ini.
Rasulullahﷺ bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim, no. 1718]
Oleh : Ustadz Berik Said ﺣَﻔِﻈَﻪُﺍﻟﻠﻪتعالى
Ещё видео!