#Tsunami #Palu
TRIBUN-MEDAN.COM - Beberapa hari belakangan, korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala sudah tinggal di Barak Pengungsian.
Seluruh aktivitas sehari-hari dilakukan di barak tersebut.
Beberapa anak tampak bermain dengan rekan seusianya di luar barak.
Bantuan-batuan dermawan pun didistribusikan langsung ke barak-barak pengungsian.
Dilansir dari Kompas.com, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan, barak pengungsi adalah langkah awal.
Selanjutnya pemerintah akan membangun rumah pengganti.
"Kami buat hunian sementara dulu. Setelah itu, baru melangkah ke pembangunan rumah pengganti. Itu mungkin satu tipe dan dibuatkan ketentuannya," kata Longki.
Petobo dan Balaroa adalah dua kelurahan dengan dampak terparah pasca-gempa bermagnitudo 7,4 pada Jumat (28/9/2018) petang.
Kawasan ini mengalami tanah terangkat ke permukaan disertai lumpur (likuefaksi).
Selain di dua tempat itu, likuefaksi juga terjadi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan, di Balaroa ditemukan 82 korban tewas dan di Petobo 104 orang.
Sementara itu, bangunan rusak dan hilang di Balaroa sebanyak 1.045 unit di atas areal 47,8 hektar.
Di Petobo, terdapat 2.050 bangunan rusak dan hilang di atas area 180 hektar.
Sementara di Kabupaten Sigi yakni Desa Jono Oge terdapat 366 unit bangunan rusak di atas areal 202 hektar.
Ещё видео!