Jasa perahu tambangan sebagai sarana penyeberangan Sungai Brantas masih menjadi penghubung penting antara dua daerah, Tulungagung dan Blitar. Layanan ini tersebar di beberapa titik penyeberangan di Kecamatan Rejotangan, Ngunut, dan Ngantru. Perahu-perahu tradisional ini bergerak bolak-balik melintasi sungai selebar 20-50 meter, memberikan gambaran kehidupan yang tetap lestari di tengah perubahan zaman.
Di atas permukaan Sungai Brantas, masyarakat masih melestarikan tradisi kuno menyeberang menggunakan perahu tambangan, yang konon sudah ada sejak era Majapahit. Sarana transportasi ini telah bertahan melewati berbagai perubahan sosial dan teknologi selama berabad-abad.
Tradisi ini terbentuk karena kondisi fisik sungai yang relatif tenang, memungkinkan tambangan beroperasi dengan aman. Dengan karakteristik aliran sungai yang tidak bergelombang besar, kebiasaan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat hingga kini.
Ещё видео!