Pada 10 februari 1942 dihotel mewah Raflesh Singapura, para ekpatriata atau pelancong kaya eropa sedang mengadakan pesta.
mereka tergabung dalam grup kriket eropa yang terdiri dari para profesional dan sosialit.
Sebagian dari mereka berdansa dan sebagian lainya berbincang-boncang tentang berita trending pada masa itu.
Tetapi kemudian. Sebuah bom meledak tepat diluar hotel
Namun demi menghibur para tamu pertunjukan harus tetap dilanjutkan, lalu tidak lama seorang perwakilan tentara Inggris mengambil alih panggung dan mengumumkan bahwa, tentara Jepang telah menembus garis pertahanan sekutu.
Untuk itu seluruh espatriat diminta segera meninggalkan Singapura dan kembali ke negara mereka masing-masing.
Seketika situasi yang tenang berubah menjadi kepanikan.
Tentara inggris menyiapkan sebuah kapal untuk mengangkut para ekpatriat.
Karena kapasitas kapal terbatas maka yang berangkat lebih dulu adalah kaum perempuan dan anak-anak.
Esok paginya setelah satu malam perjanan kepanikan para penumpang mulai hilang, mereka sudah merasa aman, namun tiba-tiba
Beberapa pesawat temput jepang membombardir kapal tersebut
Alhasil lambung kapal bocor dan mulai tenggelam
Para ekspatriat perempuan ini tak punya pilihan lain lagi, Selain melompat ke tengah samudra
Sore harinya setelah berjam-jam terombang ambing dilautan, 3 orang wanita terpisah dari rombongan.
Arus membawa mereka menjemput malam, pada esok paginya, mereka akhirnya menemui daratan. Dalam keadaan lelah lapar dan ketakutan 3 wanita tersebut melewati hutan bakau berlumpur untuk mencari pertolongan.
Mereka adalah Rosemeri seorang model asal inggris bersuaminkan seorang tentara.
Kemudian Susan seorang anggota korps keperawatan angkatan darat australia
Dan adrian seorang seniman bersuamikan bos perkebunan teh
Setelah setengah hari berjalan, celakanya mereka justru bertemu dengan tentara-tentara Jepang yang merupakan musuh mereka.
Seorang perwira Jepang lalu membiarkan mereka masuk mobil, kemudian adrian menceritakan bahwa prajurut jepang telah melanggar perjanjian jenewa dengan menyerang wanita dan anak-anak.
Sang perwira jepang berkata bahawa Jepang tidak pernah menanda tangani perjanjian jenewa, kemudian mereka diturunkan di sebuah pemukiman.
Lalu tiba-tiba. Mereka dibawa untuk dikumpulkan bersama para tahanan lainya. Ternyata seluruh penumpang kapal yang sebelumnya diserang telah ditangkap lebih dulu.
Setelah itu para wanita dan anak-anak tersebut digiring menuju sebuah camp tawanan perang.
Terdapat tawanan eropa dari berbagai negara telah lebih dulu menempati campt tersebut. Keseluruhan tawanan sekitar 400 orang.
2 hari belum makan dan tidur akhirnya susan dapat melepaskan lelahnya ditempat tersebut. Namun esok paginya para tawanan dibangunkan dengan sangat kasar.
Kemudian mereka dibariskan dilapangan. Seorang penerjemah mengatakan bahwa camp tersebut dibawah kendali kolonel hirota untuk itu diskriminasi eropa kepada orang asia tak akan berlaku di tempat tersebut.
Kemudian seorang wanita memberikan interupsi.
Seketika wanita tersebut dipukul hingga jatuh. Selanjutnya para tawanan dipukul agar membungkukan tubuh mereka selama upacara bendera.
Selesai upacara tentara menurunkan bahan makanan ke tanah, untuk para tawanan.
Di hari ke 3 tersebut akhirnya para tawanan bisa mengisi perut mereka salah satu dari para tawanan ternyata terdapat seorang wanita berkewarganegaraan jerman ia bernama Dokter Persta, meskipun saat itu jepang dan jerman merupakan sekutu, namun dokter persta tetap ditawan.
Sebagian tawanan wanita dipekerjakan sebagai penanam padi, sebagian lainya bertugas untuk mengambil air di sungai, seorang tionghoa bernama Wing merasa jengkel karena sehari-hari Ia mengambilkan air untuk para prajurut jepang mandi, tetapi yang paling parah adalah pekerjaan kebun, Rosmeri yang merupakan seorang model harus mengumpulkan ampas toilet untuk digunakan sebagai pupuk.
Tentu saja mereka sempat berfikir untuk melarikan diri. Namun seorang dari mereka mengatakan, bahwa sebelumnya ada seorang tawnan yang kabur namun kembali tertangkap, kemudian prajurit jepang memotong hidung dan telinga tawanan tersebut.
Sementara itu dibarak perawatan dr.presta tidak mendapatkan stok obat-obatan yang ia minta dari prajurit jepang akhirnya dr.presta dan asistenya susan tak punya pilihan lain selain mewarat pasien alakadarnya, sedangkan demam yang diderita ny.robet semakin parah, tetapi kemudian Wing mengatakan bahwa dia bisa mengatakan kina untuk nyonya robert.
Pada malam harinya Wing menerobos pagar berduri kemudian ia melakukan bartet kina dengan perhiasan kepada warga lokal. Setelah itu wing segera kembali ke barak, beruntung tindakanya tidak diketahui oleh prajurit jepang.
Tetapi esok paginya, kapten tanaka, menangkap Wing.
Tanpa interogasi apa pun, tubuh wing disiram dengan bensin kemudian kapten tanaka membakarnya hidup-hidup.
Ещё видео!