Tema : Upaya Pelestarian Kesenian Wayang Golek Melalui Media Sosial
Wayang golek dalam dengan dalang H. Asep Sunandar Sunarya dari Giriharja 3 merupakan salah satu upaya menyelamatkan dokumen kesenian khas Jawa Barat yaitu wayang golek yang direkam pada kaset pita dari kerusakan fisik dengan mengkonversi audionya ke format digital (MP3).
=============================
BIOGRAFI ASEP SUNANDAR SUNARYA
Asep Sunandar Sunarya atau biasa dipanggil Abah Asep adalah seorang dalang wayang golek Sundayang berupaya menjembatani perbedaan antara penikmat seni popular dan etnik. Asep Sunandar Sunarya yang dahulu memiliki nama kecil yaitu Sukana adalah putra dan cucu dari dua dalang Sunda yang terkenal yang lahir di Bandung tepatnya di Desa Jelekong, Baleendah, Kab.Bandung pada tanggal 3 September 1955. Maestro dalang wayang golek kebanggaan Jawa Barat ini wafat di rumah sakit Al-Ihsan, Baleendah, pada Senin, 31 Maret 2014.
Beliau merupakan sosok yang memopulerkan tokoh wayang golek cepot di Indonesia, tanpa adanya seorang Asep Sunandar Sunarya mungkin Cepot tidak akan sepopuler sekarang ini. Dengan kreativitas dan inovasinya ia berhasil meningkatkan lagi derajat wayang golek yang dianggap seni kampungan oleh segelintir orang.
Keluarga Dalang
Asep Sunandara Sunarya merupakan putra ke-7 dari 13 bersaudara putra-putri dalang legendaris Abah Sunarya dengan Ibu Cucun Jubaedah. Abah Sunarya erupakan pemilik sekaligus perkumpulan seni wayang golek Giri Harja. Selain Asep Sunandar Sunarya, darah dalang anak Abah Sunarya mengalir pula pada anak-anak lainnya antara lain; Ade Kosasih Sunarya, Iden Subasrana Sunarya, Ugan Sunagar Sunarya, Agus Muharam, dan Imik Sunarya.
Ketika usia kanak-kanak, Asep Sunandar Sunarya biasa dipanggil Sukana. Selesai mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1962 sampai tahun 1968, Asep melanjutkan ke Sekolah MenengahPertama (SMP) di tahun 1969 sampai 1972. Pada masa-masa itulah, konsentrasi belajarnya banyak terganggu oleh hobinya mendalami ilmu pedalangan sampai lulus SMP tahun 1972. Asep Sunandar Sunarya mulai mendalang kira-kira sekitar tahun 1970-an. Biasanya Asep Sunadar Sunarya mengadakan pementasan wayang berdasarkan panggilan dari masyarakat yang akan mengadakan pesta, baik pesta perkawinan, maupun khitanan.
Asep Sunandar Sunarya menikah sebanyak 5 kali. Isteri yang pertama bernama Euis Garnewi kemudian bercerai bertahan selama 7 tahun. Isteri yang kedua Elas Sulastri kemudian cerai pula masa pernikahan bertahan 6 tahun. Isteri yang ketiga bernama Eti dan di tahun yang sama juga Asep Sunandar Sunarya menikahi Sumirat. Yang terakhir setelah menceraikan Eti danSumirat, Asep Sunandar Sunarya menikahi Nenah Hayati.
Dari hasil perkawinannya, Asep Sunandar Sunarya mempunyai 14 anak, diantaranya; Maesaroh, Dadan Sunarya, Dani Andylau, Dinar Mustika, Elin, Gina Tridasanti, Cipta Dewa, Gunawan Wibiksana, Bhatara Sena, Gysta GumilarAgustina, Yogaswara Sunandar, Sunan Purwa Aji, Aria Sadewa,dan MaulanaYusuf.
Juara Festival Dalang
Karakter Asep Sunandar Sunarya sendiri pintar, kreatif, kadang lugu,jahil, susah diatur, berani, kekeuh (keras kepala). Bukan hanya belajar di lingkungan keluarga yang notabene piawai memainkan wayang AsepSunandar Sunarya juga pernah menimba ilmu pedalangan dengan belajar padadalang Cecep Supriadi, dalang kondang dari Karawang. Lulus SMP, Asep Sunandar Sunarya pernah mengikuti penataran dalang di RRI Bandung dan jadi lulusan terbaik.
Prestasi Asep Sunandar Sunarya sudah banyak jika soal wayang. Beliau sempat mendapat juara 1 Binojakrama (Festival Dalang Wayang) se-Jawa Barat pada tahun 1978 dan 1982. Di Subang sempat juga Asep Sunandar Sunarya mendapat juara umum, dan mendapatkan Bokor Kencana, sekitar tahun 1985.
#wayang_golek_giriharja3
#asep_sunandar_sunarya
Ещё видео!