“Sampai sekarang Madura tetap merah dalam ‘pelukan’ Jatim,” tegas Ahmad Zaini kepada Moderator sekaligus Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra.
Pernyataan tegas pria yang akrab disapa Abah Zaini itu bukan tidak mendasar. Dalam Rencana Strategis Provinsi Madura yang disusun Tim UTM menyebutkan, angka kemiskinan dan ketertinggalan wilayah Madura dibandingkan wilayah kabupaten lain di Jatim menjadi fakta yang tidak terbantahkan.
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 menunjukkan, 4,2 juta penduduk miskin di Jatim terkonsentrasi di Madura. Empat kabupaten di Madura berada di urutan 10 besar kemiskinan dengan urutan pertama Kabupaten Sampang di angka 21,21 persen, urutan kedua Kabupaten Sumenep di angka 20,16 persen, urutan ketiga Kabupaten Bangkalan di angka 19,59 persen, dan keempat Kabupaten Pamekasan di angka 14,47 persen.
Fakta tersebut menurut Abah Zaini menjadi ironis lantaran Kabupaten Sampang, Bangkalan, dan Sumenep merupakan tiga daerah penghasil dan tulang punggung minyak dan gas (migas) dengan kontribusi migas mencapai 70 persen ke Jatim. Sehingga Jatim menjadi ujung tombak produksi minyak mentah nasional dengan kontribusi 30 persen dari total produksi minyak mentah nasional.
“Kami tidak ingin bermusuhan dengan Jatim. Kami hanya ingin mengelola potensi alam, berdiri sejajar dengan masyarakat kabupaten lain, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Kami sangat siap, bersemangat jadi provinsi karena ingin berdaulat secara administratif sebagai pemerintahan provinsi. Tekad ini sudah lama,” pungkas Abah Zaini.
Pada tahun 2021, PNP3M dengan dukungan empat bupati dan pihak legislatif se Madura mengajukan permohonan judicial review ke Mahkamah Konstitusi terkait 5 kabupaten sebagai salah satu syarat pembentukan sebuah provinsi. Namun upaya tersebut ditolak MK.
Penulis : Ahmad Faisol
Editor Video : Ang
#madura#wacanaprovinsi#tribunmadura#hut3tahun#AbahZaini#KetuaPNP3M
Ещё видео!