PONTIANAK, KOMPAS.TV - Rumah perajin tenun Kurnia Songket, sentra kerajinan Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa ini, mulai dirintis Kurnia sejak tahun 1999 lalu.
Berawal dari rumah sederhana miliknya, yang terletak di Jalan Khatulistiwa, Gang Sambas Jaya, Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara, Kalimantan Barat.
Disebut Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa, karena sebagian besar ibu rumah di kawasan ini, diberdayakan Kurnia menjadi perajin kain tenun songket.
Dari yang sebelumnya hanya berkutat pada urusan dapur, ibu-ibu rumah tangga di kawasan ini kini memiliki penghasilan tambahan membantu ekonomi keluarga, serta menambah pendapatan suami yang sebagian besar bekerja sebagai kuli bangunan, dan peternak sapi.
Kain tenun songket yang dibuat beraneka jenis, seperti songket Sambas, Corak Insang Pontianak, hingga corak khas Mempawah, dan corak lainnya sesuai pesanan.
Per helai dijual mulai harga satu juta rupiah, hingga belasan juta rupiah, tergantung kualitas benang, serta kerumitan.
Namun, pandemi covid 19 lalu, sempat membuat perajin tenun kesulitan, karena penjualan kain songket menurun drastis.
Bahkan, untuk tetap bertahan Kurnia harus menggadaikan perhiasan.
Tak patah semangat, usaha tenun songket ini kembali bangkit, usai Kurnia mendapat bantuan pendanaan KUR BRI, serta mendapat hibah alat tenun.
Selain dijual langsung di rumahnya, untuk meningkatkan penjualan, Kurnia juga memasarkan kain-kain tenun songket ini, melaui berbagai akun media sosial.
Kini, karya songket sentra kerajinan kampung wisata ini, bahkan mampu menembus pasar mancanegara, dengan omzet mampu mencapai 60 juta rupiah.
Ещё видео!