Karo, MISTAR.ID
Masyarakat Karo yang mendiami kawasan sekitar kaki Gunung Sinabung, telah lama dikenal dengan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terletak di wilayah Sumatera Utara, masyarakat ini hidup berdampingan dengan alam yang sekaligus memberi kehidupan dan tantangan besar.
Mayoritas masyarakat sekitar yang tinggal di kaki Gunung Sinabung bermata pencaharian sebagai petani yang menggantungkan hidup pada hasil bumi, terutama perkebunan sayur dan tanaman hortikultura lainnya. Tanah yang subur dan udara sejuk di kaki gunung memberik an mereka hasil yang melimpah. Namun, di balik kemakmuran yang mereka nikmati selama bertahun-tahun, terdapat ancaman yang tidak pernah bisa diprediksi yakni letusan Gunung Sinabung.
Satu dekade terakhir, penduduk di sekitar kaki Gunung Sinabung menjalani hidup dalam ketidakpastian. Erupsi selalu mengintai, embusan debu vulkanik, banjir lahar dingin pun sudah menjadi keseharian kala erupsi besar.
Gunung Sinabung yang merupakan gunung aktif ini memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaann laut. Akibat erupsi telah merusak 3.045 hektare pertanian dan menelan kerugian sekitar Rp29 miliar. Selain itu, sebanyak 40 desa yang berada di 3 kecamatan dengan 3 desa diantaranya terdampak parah. Pemukiman yang disekitar kaki Gunung Sinabung hancur dengan menyisakan puingan bekas bangunan tempat tinggal.
Berastepu merupakan desa yang berada di radius 3 kilometer dengan Gunung Sinabung terdampak parah meninggalkan sisa puingan bangunan yang masih dapat dilihat. Beberapa masyarakat yang dahulunya tinggal di desa tersebut direlokasi ke tempat yang lebih aman. Tetapi beberapa diantara mereka tetap Kembali ke desa tersebut untuk Bertani mengandalkan lahan yang masih tersisa.
Terlepas dari itu, tak dipungkiri kehidupan masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Sinabung berangsur pulih dengan keadaan. Salah satunya di Desa Batukarang yang hanya berada radius 8 kilometer arah Barat Daya Sinabung. Desa yang berada di kaki Gunung Sinabung ini kian bangkit dengan bertani mengandalkan tembakau sebagai hasil Utama terbesar.
Kehidupan masyarakat di kaki Gunung Sinabung berangsur beraktivitas seperti sedia kala. Mereka tetap Bertani hingga melestarikan kebudayaan dengan menyambut pesta panen sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kehidupan di kaki Gunung Sinabung adalah kisah tentang kekuatan manusia untuk bertahan hidup dan beradaptasi, bahkan dalam kondisi yang penuh ketidakpastian. (hm21/Naomi)
Baca Juga di [ Ссылка ]
#kampungmati #erupsi #sinabung #gunungsinabung #tanahkaro #Sumut #Berastagi
Ещё видео!