TRIBUN-VIDEO.COM - Tembok di MTsN 19 Pondok Labu mendadak roboh pada Kamis (6/10/2022) setelah diterjang banjir.
Tiga orang siswa meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Seorang siswa bernama Iqbal kemudian menceritakan kejadian kelam sore itu saat ia berusaha menyelamatkan teman-temannya.
Insiden tersebut terjadi saat bel pulang sekolah sudah berbunyi, namun banyak anak yang masih berada di sekolah lantaran kondisi yang masih hujan deras.
Sebagian masih berteduh di kelas dan balok, sebagian lain memilih bermain hujan di panggung outdoor yang terletak di halaman sekolah/
Namun mendadak tembok panggung roboh dan menimpa mereka.
Iqbal yang saat itu tengah mencuci muka di sebuah pancuran tak jauh dari panggung mendadak mendengar suara gaduh bersamaan dengan masuknya air dalam jumlah besar ke halaman sekolah.
Air yang mengalir deras seperti air bah itu membawa puing-puing tembok dan kayu.
Bahkan air sempat berputar-putar di halaman seperti teraduk.
Kemudian Iqbal mendengar ada yang berteriak kalau ada anak yang tertimpa tembok.
"Terus ada yang teriak kalau ada orang yang ketiban. Saya bingung, pas saya menengok, anak-anak enggak ada, pada kebawa arus air yang datang dari belakang panggung," kata Iqbal.
Ia kemudian melihat temannya bernama Daffa Lutfi yang kakinya tertima beton.
Tanpa pikir panjang, Iqbal langsung berlari ke arah panggung untuk menolong.
Ia kemudian mengecek kondisi Lutfi dan berteriak memberi kabar bahwa Lutfi masih bernapas.
Iqbal kemudian meminta Lutfi untuk bertahan dan mengucap istigfar.
"Lutfi kakinya ketimpa tembok. Lutfi masih bisa nangis. Saya bilang 'bertahan, fi, istigfar'," ungkap Iqbal.
Saat melihat Lutfi tertimpa tembok di antara arus air bah yang deras, Iqbal mendengar seseorang meneriakkan nama sahabatnya, Dendis.
Saat itu, ia baru melihat Dendis, namun sudah tak bergerak.
Lutfi menceritakan kenangan itu sambil menahan tangis.
"Saya awalnya enggak lihat Dendis karena enggak pakai kacamata. Pas air tiba-tiba datang, ada yang teriak. Setelahnya baru sadar ternyata di sana ada sahabat saya, tapi dia sudah enggak bergerak," kenangnya.
Iqbal kemudian berusaha mengangkat beton yang menimpa kedua temannya, namun beton itu terlalu berat untuk diangkatnya seorang diri.
Para guru saat itu sudah berusaha menuju ke panggung, namun kesulitan lantaran arus yang semakin deras.
"Saya coba mengangkat temboknya, tapi saya enggak kuat. Saya ajak orang-orang buat datang ke panggung. Ada Pak Guru yang sudah menuju ke situ, anak-anak juga," kata dia.
Perjalanan para guru dan siswa untuk menyelamatkan korban sangat berbahaya.
Pasalnya, arus air di sekitar panggung sudah semakin deras, puing-puing yang terbawa arus juga semakin banyak.
Akhirnya setelah perjuangan yang sulit dilalui, terdapat delapan orang termasuk tiga orang guru yang berhasil mencapai panggung.
Mereka pun langsung berupaya mengangkat puing-puing tembok yang menutupi tubuh teman-temannya.
Merasa keadaan makin berbahaya, para siswa dan guru pun loncat dari panggung untuk menyelamatkan diri.
Saat itu Iqbal tak menyadari air sudah setinggi dada.
Setibanya di tempat orang-orang mengevakuasi diri, Iqbal masih sempat menyampaikan ke orang-orang bahwa temannya terjebak tertimpa tembok.
Setelah itu, Iqbal tak sadarkan diri.
"Habis itu saya enggak ingat lagi, saya pingsan," katanya.
Meski ada yang berhasil diselamatkan, namun tiga orang temannya meninggal dunia di lokasi kejadian.
(Tribun-Video.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Detik-Detik Siswa MTsN 19 Terobos Air "Bah" Demi Selamatkan Sahabat yang Tertimpa Tembok", Klik untuk baca: [ Ссылка ].
Penulis : Mita Amalia Hapsari
Editor : Ihsanuddin
HOST: RATU SEJATI
VP: YOGI PUTRA
Ещё видео!