TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin disebut akan mengancam menyerang negara-negara NATO.
Hal ini karena dukungan NATO kepada Ukraina yang saat ini berperang melawan Rusia.
Dikutip dari newsweek.com pada Senin (12/6/2023), hal ini menurut prediksi pemimpin redaksi Russia Today (RT) Margarita Simonyan.
Putin disebut hubungannya dengan para pemimpin Eropa lainnya semakin tegang di tengah perang Rusia-Ukraina.
Sebagian besar Barat mengutuk invasi, yang dilancarkan Februari lalu.
Mereka menyebut langkah Rusia merupakan pelanggaran norma-norma internasional.
Diketahui, Banyak sekutu Barat telah menawarkan Kyiv miliaran dolar dalam bantuan militer dan dipuji karena membantu mengubah gelombang perang demi kepentingan Ukraina.
Rusia telah bereaksi dengan marah atas bantuan ini.
Moskwa menuduh NATO melanggar garis merah dengan menyediakan senjata kepada Ukraina.
Bahkan, beberapa di antaranya diduga telah digunakan menyerang di dalam perbatasan Rusia.
Simonyan mengatakan dalam sebuah wawancara baru ia percaya Putin akan segera memberi NATO ultimatum atas bantuannya ke Ukraina.
Ia menambahkan bahwa Barat memberikan senjata negara yang dilanda perang secara gratis merupakan partisipasi dalam perang.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengaku Rusia ditipu dengan ulah NATO dan Ukraina.
Pasalnya, NATO nekat melakukan ekspansi ke Eropa timur yang berada di dekat Moskwa.
Termasuk Ukraina dalam deklarasi kemerdekaannya menjadi negara netral justru memihak NATO dan Barat.
Hal ini disampaikan Kepala Negara dalam wawancara dengan Direktur Jenderal Badan Inisiatif Strategis Svetlana Chupsheva di ruang kreatif Zotov Center, Moskow pada Selasa (30/5/2023).
Rilis wawancara ini termuat dalam laman resmi Istana Kremlin, Rusia.
Topik dari wawancara itu terkait dengan pendapat Putin soal serangan drone Ukraina ke Ibu Kota Rusia, Moskow.
Dalam momen itu, Putin menceritakan bahwa perseteruan Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah lama.
Putin menerangkan, wilayah Ukraina hampir dikuasai sejak awal oleh orang-orang yang dipimpin oleh Barat.
Menurutnya, mereka tidak hanya melawan Rusia, tetapi juga menciptakan "anti-Rusia" di wilayah itu.
"Setelah runtuhnya Uni Soviet, beberapa persaingan antara Rusia dan Ukraina tidak dapat dihindari - jelas - tetapi tampaknya mereka yang berurusan dengan hal ini percaya bahwa hal ini akan dilakukan dengan cara yang beradab, dan terlebih lagi, berkaitan dengan kedekatan sejarah, budaya, dan bahasa kami. Namun sayangnya, semuanya berjalan dengan cara lain, yang seharusnya sudah diperkirakan," tukasnya.
Putin menjelaskan, sebenarnya sejak awal merdeka, Ukraina menyatakan diri sebagai negara netral.
Diungkapkan, bahkan hal ini tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaan Ukraina.
" Saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa, pada saat Ukraina muncul sebagai negara merdeka, sejak awal, sejak langkah pertama, Ukraina menyatakan diri sebagai negara netral: hal ini tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaannya," terangnya.
Putin berujar secara bertahap, Ukraina justru ingin bergabung dengan NATO.
Kepala Negara Rusia mengatakan, NATO merupakan sebuah organisasi yang memusuhi Rusia dan dibentuk semata-mata untuk memerangi Uni Soviet dan Rusia.
"Namun, secara bertahap, mereka beralih ke jalan yang berbeda: bergabung dengan NATO, sebuah organisasi yang memusuhi Rusia dan dibentuk semata-mata untuk memerangi Uni Soviet dan Rusia," ujarnya.
Disebutkan Kepala Negara, pada tahun 2008, tanpa tanda-tanda eksternal dan ketegangan militer-politik, Ukraina mengumumkan bahwa akan bergabung dengan NATO yang isinya negara-negara Barat dan AS.
Pernyataan itu diumumkan di Ibu Kota Bukares, Rumania.
Menurutnya, pada pertemuan puncak itu NATO membuka pintu lebar untuk Ukraina.
"Dan pada tahun 2008, tanpa tanda-tanda eksternal, tanpa ketegangan militer-politik, mereka mengumumkan bahwa mereka bergabung dengan NATO, mereka ingin bergabung dengan NATO, dan negara-negara Barat - anggota aliansi - mengumumkan di Bukares, menurut saya, pada pertemuan puncak, bahwa pintu NATO terbuka untuk Ukraina," bebernya.
Ia mengaku Rusia ditipu NATO yang pada akhirnya melakukan ekspansi ke Eropa timur.
Hingga mencapai Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia.
"Kami tidak hanya ditipu dan diberitahu bahwa tidak akan ada ekspansi NATO ke timur, tetapi kemudian, mereka juga mencapai Ukraina," terangnya.
(Tribun-Video.com/ newsweek.com)
Artikel ini telah tayang di newsweek.com dengan judul
Putin Will Threaten Strikes Against NATO Countries, Russian TV Chief Warns
[ Ссылка ]
HOST: BIMA MAULANA
VP: YOHANES ANTON
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #politik
Ещё видео!