@ap_channel Sebagian petani tambak kepiting bakau mengatakan tidak sependapat jika kematian kepiting yang terjadi dalam dua tiga hari terakhir ini akibat dampak pengaruh pasang surut air laut.
Muhklas, kelompok petani keramba kepiting Gapura, mengatakan mereka dalam kelompok budidaya kepiting bakau berjumlah 10 orang.
"Kita dapat bantuan bibit kepiting dari Dinas Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, dan sekarang sudah dibagikan kepada para petambak budidaya kepiting. Dalam pemasukan bibit kepiting, itu dibagi-bagi menjadi 10 tambak, jadi setiap orang mendapatkan 500 bibit kepiting," ungkapnya.
Muhklas mengatakan, dalam penebaran benih, lahan seperti kolam budidaya sudah siap. Dan sistem pengelolaan juga mengikuti prosedur-prosedur yang ada. Dalam faktor-faktor alam, sebut Muhklas, faktor yang paling pengaruh untuk budidaya kepiting adalah faktor hujan.
"Kalau masalah debit air, itu tidak masalah bagi bibit kepiting," ujarnya.
Dalam perjalanan sekitar 1 bulan, dimana proses pemeliharaan bibit kepiting di tambak terdapat kendala. Kendalanya adalah dalam pemeliharaan, terutama terkait faktor kondisi air ataupun kondisi kolam, yang membuat kepiting-kepiting dalam tiga hari ini sudah mulai timbul.
"Apakah penyebabnya virus, atau perubahan suhu air di kolam tambak. Dan, kami meminta tolong ke bapak-bapak dinas Perikanan untuk pengecekan," ungkapnya.
Muhklas mengatakan, kematian kepiting ini tidak secara total, tapi bertahap. Dalam satu hari terdapat puluhan kepiting yang mati dalam satu kolam, sementara kelompok tani budidaya kepiting ini memiliki 10 kolam untuk budidaya kepiting untuk kelompok Gapura.
"Kami mohon kepada bapak-bapak Dinas, untuk cros cek. Barangkali ini akibat faktor air, air dari laut ataupun posisi air dalam kolam kita. Saat terkena dampak ini, selain kepiting juga berdampak pada kesehatan udang dan ikan di kolam. Dan ini lain geraknya, ikan dan udang timbul, tapi belum mati. Cuma mengambang di permukaan air kolam," jelasnya.
Muhklas mengatakan, kolam tambak budidaya kepiting milik kelompoknya ini bukan menebar benih dari benur, tapi benih yang sudah berukuran B dan C yang kemudian dibesarkan agar menjadi tife A untuk selanjutnya di panen dan dijual dengan harga yang lebih baik.
"Umur tiga bulanan, sudah siap kita bongkar, kita bubuh dan kita jual itu diatas 3 ons, dimana tiga ekor itu bisa mencapai 4,3 kilogram. Sudah diproduksi sejak setahun yang lalu," terangnya.
#bakau
#kepitingbakau
#kerambakepiting
Ещё видео!