Dengan dibukanya pintu kedatangan Wisatawan Manca Negara Ke Indonesia dan khususnya Bali, dengan dibarengi juga mulai diberlakukanya Visa On Arrival (VOA) dari Pemerintah Provinsi Bali, ini membuat angin segar bagi penggerak Desa Wisata , khususnya penggerak Desa Wisata yang ada di Kabupaten Klungkung, hal tersebut disampaikan oleh ketua badan pengelola Desa Wisata Bakas, Pande Putu Merta Astawa, pada saat menerima kunjungan dari Pengembangan Destinasi II, Kemenparekraf, yang bertempat di Bungsih Alam Melangit (BAM), Desa Wisata Bakas, Klungkung, Minggu (27/3/2022).
Pande Putu Merta Astawa dalam sambutannya menyampaikan bahwa, Desa Wisata yang ada di Desa Bakas, merupakan Desa Wisata Agrotorism. Jadi dalam pemanfaatan lahan pertanian sebagai daya tarik wisata, kearipan lokal tetap dijaga kelestariannya, sehingga keseimbangan antara alam dan wisata dijadikan sebagai hubungan yang tidak bisa dipisahkan.
Disampaikan-nya juga yang memotivasi dikembangkan Desa Wisata ini adalah untuk menekan tingkat urbanisasi dari Desa ke Kota, jadi penduduk Desa Bakas hampir 60% ada di rantau, jadi uang yang dimiliki oleh teman-teman yang ada di rantau ini diputarnya didaerah lain sehingga Desa tidak menikmati apa yang sesungguhnya hasil dari kerja meraka.
Pihaknya juga merujuk tentang isu pembangunan global jadi inclusive dan sustainablity, dimana kemanfaatannya hanya oleh kelompok-kelompok tertentu tetapi dari sisi kemasyarakatanya yang masih rendah itu terabaikan.
"Ini yang menjadi konsep kami dalam pengembangan, sehingga model yang kami kembangkan adalah community based tourism yaitu wisata yang berbasis masyarakat,"paparnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi II, Kemenparekraf, wilayah kerja Bali,NTB, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, Dr.Wawan Gunawan,S.Sn.,MM , menyampaikan bahwa pihaknya datang bersama jajarannya dalam hal ini ikut membantu dan menyemangati para pelaku Desa Wisata khususnya yang ada di Desa Bakas,dan yang paling penting itu bagaimana sinergitas itu.
"Kami menawarkan sinergitas berbasis inovasi dan kolaborasi,"ujarnya.
Bagaimana pelaku Desa Wisata mempunyai semangat yang di sampaikan oleh Bapak Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, pelaku Desa Wisata harus Gercap (gerak cepat).
"Bagaimana menangkap peluang dan mempunyai komitmen yang sangat cepat,"tegasnya.
Jadi jargon-jargon itu digunakan untuk memotivasi dalam strategi pengembangan Desa Wisata,Gaspol (gali semua potensi), kearifan lokal untuk dijadikan sebuah kekuatan untuk menjadi atraksi Wisata Budaya.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, A.A Gede Putra Wedana, dalam kesempatanya menyampaikan ketika suatu usaha yang di bangun sendiri itu adalah suatu yang biasa, tetapi Ketika usaha itu, dikerjakan dengan kebersamaan itu sangat luar biasa, pihaknya juga ketika datang ke Desa dengan jajarannya, disuguhkan makanan dan minuman untuk dimakan bersama-sama disitu ada harapan dari mereka kepada kita untuk bersama dalam mengembangkan Desa Wisata.
"Tentu mereka punya harapan pada kami, semuanya berproses ,dan bahwa kita tidak pernah berjanji akan tetapi kita selalu mendukung dan bergerak,"bebernya.
Jadi dalam pengembangan Desa Wisata harus betul-betul niat, kesempatan, peluang kapan itu harus terjadi, ini juga harus dipahami oleh teman-teman pelaku Wisata semuanya. Terkadang pihaknya dicemburuin dalam membangun Desa Wisata yang yang baru bergerak tetapi, sudah ada pembiayaan,dan ini merupakan salah satu tantangan bagi kami di Dinas Pariwisata.
"Sebenarnya kami ingin membuat sebuah komptensi yang artinya, mereka saling tertantang dalam mengali potensinya,"jelasnya.
Diakhir acara kesempatan di berikan kepada Anggota DPRD dapil Banjarangkan, Wayan Widiana, dalam kesempatanya menyampaikan, dirinya akan selalu mengawal apa yang menjadi tujuan dan harapan dalam mengemban aspirasi Masyarakat.
"Saya akan mengawal terus apa yang menjadi aspirasi Masyarakat, karena itu amanat dan tugas yang harus kami laksanakan sebagai wakil rakyat .
Ещё видео!