Kisah 'Mistis' Jembatan Suramadu
Akses Jembatan Suramadu sisi Madura seakan menjadi ‘horor’ yang menakutkan bagi pengendara.
Sejak Januari hingga Desember 2017, Satlantas Polres Bangkalan mencatat sedikitnya ada 25 kasus Lakalantas di sepanjang jalan jembatan Suramadu.
Sepanjang tahun 2017, jumlah korban mencapai 37 orang, diantaranya 9 meninggal dunia, 8 luka berat, dan 20 luka ringan.
Dari 25 kasus lakalantas di akses Suramadu, 10 di antaranya merupakan kasus tabrak lari dengan korban 2 orang meninggal, 8 orang luka berat, dan 8 orang luka ringan.
Dibalik sering terjadi Lakalantas di akses Suramadu itu ternyata menyimpan kisah mistis.
Kisah ini, bagi kebanyakan orang Madura diyakini menjadi faktor perantara adanya musibah, seperti kecelakaan dan lain-lain.
Menurut Jauhari, 47, warga Kelurahan Kemayoran Kota Bangkalan. Di sekitar akses menuju jembatan Suramadu ada asta waliyullah. Nama Asta itu, Pasarean Sunan Putromenggolo, Petapan. Berada di Desa Petapan, Kecamatan Labang.
“Lokasinya sekitar 4 Km menuju pintu masuk jembatan Suramadu,” cerita Jauhari, Jumat (16/3/2018).
Dalam kisah warga setempat, Sunan Putromenggolo merupakan anak sareang Kangjeng Sunan Cendana, Kwanyar, Bangkalan. Seorang waliyullah dan juga bangsawan di zaman itu.
KH Ahmad Ali Ridha, tokoh masyarakat Patepan dan Pengasuh Ponpes Petapan mengakui kejadian misterius kerap terjadi di sepanjang akses Suramadu.
Bahkan, katanya, ada pengakuan dari sejumlah pengemudi mobil yang melihat akses jalan Suramadu terbelah dua. Padahal, jalan tersebut utuh. Akibatnya, ketika salah pilih jalan pengemudi mobil itu mengalami kecelakaan.
Menurut Kiai Ali Ridha, beberapa pedagang dan pengguna jalan juga melihat sundel bolong. Perempuan berambut panjang memakai baju putih sering menampakkan di sekitar akses Suramadu.
Bagaimana kisah mistis disaksikan banyak orang? Kiai Ali Ridha yang sejak lahir ada di sekitar akses Suramadu menyaksikan beberapa kejanggalan sewaktu proses pembangunan jalan.
Menurutnya, sejumlah pemakaman umum ikut tergusur karena berada di tengah akses jalan menuju Suramadu.
“Waktu pembongkaran makam itu, barangkali kurang diperhatikan secara islami. Saya menyaksikan waktu pembongkaran itu. Banyak tulang-tulang yang berserakan di jalanan sebelum ditimbun aspal,” terang Kiai Ali Ridha, Jumat (16/3/2018).
Karena itu, Kiai Ali Ridha berharap ada perhatian dari sisi spiritual.
“Semoga penyebab kecelakaan aneh yang sering terjadi di sepanjang akses Suramadu bisa ditekan. Karena secara logika awam sudah di luar nalar penyebab kecelakaan itu. Jadi, penyelesaiannya ya juga irrasional yang islami,” pesannya.
Ещё видео!