sejarah Kota Koba
Perdebatan tentang asal-usul penggunaan kata Koba sama dengan perdebatan tentang penggunaan kata Bangka yang hingga kini belum bubar. Sedikit berlainan dengan perdebatan pada asal-usul penggunaan kata Bangka, perdebatan seputar penggunaan kata Koba tidak terjadi dalam ranah perdebatan ilmiah dengan keberadaan bukti-bukti fisik, melainkan pada tutur lisan.
Setidaknya ada dua versi penggunaan asal-usul kata Koba. Versi pertama mengatakan bahwa kata Koba bermula dari sebuah kapal Cina pada saat awal penambangan timah dan selanjutnya berlabuh di Sungai Berok. Kapal Cina yang dinamakan wangkang tersebut bernama Kobe. Wangkang Kobe tersebut selanjutnya tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak lagi keberadaan reruntuhannya. Lama-kelamaan nama wangkang Kobe tersebut lalu berubah dijadikan nama kampung yang karena perjalanan waktu dan perubahan dialek berubah dijadikan kata Koba dan dikenal hingga kini.
Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba bermula dari nama pohon asam yang berbuah agung (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini. Karena ke-khas-annya tersebut, karenanya kampung ini dinamakan dengan Kampung Koba. Argumen ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba yang diwawancari oleh peneliti.
Mampu dipilihkan bahwa riwayat perdebatan penggunaan kata Koba tersebut sudah terjadi sejak sebelum zaman ke-18 karena bukti tertua yang berhasil peneliti dapatkan sudah menyebut kampung ini dengan kata Koba. Bukti fisik pertama dan utama yang menunjukkan penggunaan kata Koba yaitu sebuah peta yang berangka tahun 1820 yang diciptakan oleh Kerajaan Inggris. Peta tua lain yaitu sebuah peta Belanda yang diciptakan pada tahun 1845 yang juga sudah menyebut kata Koba. Kedua peta tersebut sudah dengan jelas menyebut kata Koba, walaupun banyak tempat dalam peta tersebut yang masih dinamakan berlainan dengan yang dikenal kini ini, contohnya peta yang diciptakan Inggris masih menyebut Pangkalpinang dengan Pangkal Bulo, Tanjung Memakai ikat dengan Tg Barkat, Puding dengan M Puding, Toboali dengan Stoeade of Tubuh Ali. Sedangkan pada peta yang diciptakan oleh Belanda juga masih menyebut banyak kampung dengan kata yang berlainan dengan kini, contohnya Guntung dengan Gontang, Puding dengan Pading, Penyak dengan Penjieak, Kurau dengan Koerouw, NaDengan demikian, mampu disimpulkan bahwa kata Koba sudah dikenal pada saat penjajahan Belanda dan berkuasanya Inggris. Namun dari kedua bukti fisik tersebut, tidak aci angka tanggal yang tercantum. Meski demikian, kata Koba yang tercantum pada kedua peta tua tersebut tentu saja mengambil referensi dari penggunaan kata yang digunakan oleh masyarakat setempat. Kata Koba dengan demikian tetap wajib dikembalikan pada kedua versi tersebut di atas. Namun mengingat kedatangan para penambang dan pedagang Cina yang datang nyaris bersamaan dengan Belanda, karenanya versi Wangkang Kobe tampaknya belum dijadikan pakem yang lama, padahal mampu dipilihkan kata Koba pada saat peta tersebut diciptakan sudah dijadikan pakem. Dengan demikian, tutur lisan yang mengatakan bahwa kata Koba bermula dari pohon asam Koba yang dulu banyak terdapat di kampung ini mampu semakin diterima.
Penggunaan kata Koba juga tampaknya didukung oleh fakta bahwa masyarakat Pulau Bangka banyak memakai nama-nama pohon bagi menyebut sebuah nama tempat, lihat contohnya Terentang, Jelutung, Pangkalbuluh, Pangkalpinang, dan sebagainya. Dengan demikian, penggunaan kata Koba juga mampu diidentifikasi sebagai anggota dari hukum budaya tersebut, yaitu nama dari sebuah pohon asam. Oleh karena itu, penggunaan kata Koba pada versi ini dipilihkan sudah berlanjut cukup lama, dikatakan secara lisan, dan masih diyakini oleh generasi tua yang hidup pada saat kini ini.
(Sumber : Buku Sejarah Hari Lahir Koba)
#Kotakoba #bangkatengah #hamdan1970
Ещё видео!