Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUN-VIDEO.COM- Seorang perawat asal Sukoharjo tercatat menjadi tenaga medis pertama yang meninggal dunia akibat pandemi Virus Corona di Solo.
Beda dengan kasus di tempat lain, meninggalnya perawat ini menyisakan kisah haru.
Warga di sekitar perumahan sang perawat, berduka cita.
Bahkan, warga bergotong royong menyiapkan kebutuhan keluarga perawat selama dikarantina.
Ya, keluarga perawat rumah sakit yang meninggal di RS Moewardi Solo sempat menjalani karantina mandiri di rumahnya di Desa Kudu, Kecamatan Baki, Sukoharjo.
Menurut Ketua RT setempat, Hajar, keluarga almarhum menjalani karantina mandiri sejak almarhum dinyatakan sakit dan menjalani isolasi di RS Moewardi Solo.
"Pas almarhum sakit, keluarga sempat melakukan karantina mandiri di rumah, tapi ini massa karantina sudah berakhir," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (19/4/2020).
Saat menjalani karantina, dia mengatakan warga setempat bergotong royong membantu memenuhi kebutuhan keluarha almarhum.
"Kita disini ada kas RT dan kas PKK, ditambah iuran warga untuk membantu warga kami yang menjalani karantina," jelasnya.
Dia mengaku, warga di lingkungannya banyak yang bekerja sebagai petugas medis, sehingga dengan adanya kasus perawat berstatus PDP meninggal, tidak membuat warganya merasa was-was.
"Keadaan disini biasa saja, karena disini banyak yang bekerja sebagai tenaga medis, baik perawat maupun non perawat," terangnya.
Saat prosesi pemakaman, dia menuturkan sebagian warga ikut menyaksikan pemakaman almarhum di TPU Daksinoloyo Sukoharjo.
Bahkan, warga juga turut membantu memintakan APD untuk keluarga saat prosesi pemakanan tersebut.
"Kami juga membantu memintakan APD untuk keluarga, karena itu saat terakhir pihak keluarga melihat almarhum."
"Dan dari pihak Rumah Sakit jiga mengizinkan," terang dia.
Kendati demikian, warga dan keluarga tidak dapat melihat prosesi pemakanan lebih dekat.
Sesuai protokol kesehatan, keluarga terpaksa hanya bisa menyaksikan dari jarak yang telah ditentukan.
Camat Grogol Bagas Windaryanto mengatakan prosesi pemakaman dilakukan sesuai protokol kesehatan, dengan petugas mengenakan APD lengkap.
Pemakaman disaksikan oleh Muspika Grogol, dan pihak keluarga almarhum.
"Keluarga menghadiri, tapi tidak bisa mendekat, karena protokolnya seperti itu," ucap Bagas.
Bagas menambahkan tidak ada penolakan prosesi pemakanan tersebut.
"Alhamdulillah, pemakaman berjalan lancar," tandasnya.
Penghormatan Terakhir
Kisah haru lainnya terjadi di RS Dr Moewardi, tempat di mana perawat tersebut menghembuskan nafas terakhir.
Staf RS Dr Moewardi, memberi penghormatan kepada jenazah perawat, saat akan diantar menuju pemakaman.
Kisah Perawat yang Meninggal di Solo : Staf RS Beri Penghormatan Terakhir, Warga Hadiri Pemakaman
Videonya, saat sejumlah tenaga medis memberikan penghormatan saat sebuah mobil ambulans melintas, sempat viral.
Menurut Humas RSUD dr Moewardi, Eko Haryati, video tersebut dilakukan sejumlah staf RS kepada perawat asal Sukoharjo yang meninggal dunia malam tadi.
"Itu video diambil pagi tadi, saat ambulans yang membawa jenazah teman sejawat kami," katanya saat di konfirmasi TribunSolo.com, Minggu (19/4/2020). (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kisah Haru Perawat yang Meninggal di Solo : Staf Beri Penghormatan Terakhir, Warga Hadiri Pemakaman, [ Ссылка ].
Penulis: Agil Tri
Editor: Aji Bramastra
Ещё видео!