vp : didit bw / reporter : samsul hadi
TRIBUNMATARAMAN.COM | BLITAR - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Blitar mulai menempel stiker di rumah keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, Selasa (20/12/2022).
Sebagian KPM yang merasa sudah mampu dan menolak ditempeli stiker di rumahnya memilih mengundurkan diri sebagai penerima bansos dari pemerintah.
Stiker yang ditempel di rumah KPM berbunyi 'keluarga ini kurang mampu penerima bansos'.
Seperti yang dilakukan Leha Sudarwati, salah satu KPM penerima bansos dari pemerintah asal Jl Anggrek, Kelurahan/Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Leha memutuskan mengundurkan diri sebagai KPM bansos saat petugas dari Dinsos hendak menempelkan stiker di rumahnya, Selasa (20/12/2022).
"Alhamdulillah, saya mau mengundurkan diri (sebagai penerima bansos), karena ekonomi saya sudah cukup baik," kata Leha.
Leha mengaku mulai menerima bansos sejak terjadi pandemi Covid-19. Selama pandemi sampai sekarang, ia menerima beberapa kali bansos berupa sembako dan uang tunai.
"Saya mulai dapat bansos mulai ada PPKM Jawa-Bali. Selama PPKM, seingat saya, saya ambil sembako dua kali dan uang tunai dua atau tiga kali," ujarnya.
Leha mengaku kaget ketika terdaftar sebagai penerima bansos saat diberlakukan PPKM Jawa-Bali.
Tapi, ia tetap mengambil bansos dari pemerintah karena dianggap rejeki. Apalagi, ketika terjadi pandemi, usaha kerajinan pigura miliknya juga terkena dampak.
"Kemarin, waktu terjadi pandemi, usaha kerajinan pigura milik saya ikut terdampak. Ketika diberi bansos, saya ambil, saya anggap rejeki. Tapi sekarang ekonomi saya sudah membaik lagi," ujarnya.
Sekilas, ekonomi keluarga Leha memang mampu. Meski berada di dalam gang, bangunan rumah Leha yang juga digunakan untuk usaha kerajinan pigura lantai tiga.
"Sekarang saya memutuskan mengundurkan diri sebagai penerima bansos," katanya.
Penerima bansos lainnya, Ernawati (50), warga Jl Pinus, Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, justru senang rumahnya ditempel stiker penerima bansos.
Selama ini, Ernawati memang sangat berharap bansos dari pemerintah untuk membantu ekonomi keluarganya.
"Saya menerima bansos mulai 2013, dapat bansos PKH dan sembako (BPNT). Saya malah senang (rumah saya) ditempeli stiker. Kalau tidak ditempel stiker, saya malah khawatir tidak terima bansos," kata Ernawati ditemui di rumahnya yang berada di gang sempit Jl Pinus, Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Ernawati mengaku, program bansos dari pemerintah sangat membantu ekonomi keluarganya, terutama untuk biaya sekolah anaknya.
Dua dari empat anak Ernawati, bisa lulus SMA karena dapat progam bansos PKH.
"Sangat membantu, dua anak saya bisa lulus sampai SMA karena bansos. Anak saya empat, dua lulus SMA, dan dua lagi masih sekolah kelas 3 SMA dan kelas 5 SD," ujarnya.
Dikatakannya, dua anaknya yang masih sekolah mendapat bantuan uang tunai Rp 725.000 per bulan dari bansos PKH.
Ia juga mendapat bantuan sembako senilai Rp 200.000 per bulan. Bantuan sembako diberikan berupa barang kebutuhan pokok dan kadang-kadang berupa uang tunai.
"Saya hanya ibu rumah tangga, yang kerja cuma suami saya, sebagai tukang parkir. Sekarang anak saya yang sudah lulus juga sudah bantu kerja, juga jadi tukang parkir," katanya.
Pendamping PKH Kota Blitar, Isa Rinawati mengatakan penempelan stiker atau labelisasi penerima bansos dilakukan mulai 12-27 Desember 2022.
Tim keliling menempelkan stiker di rumah KPM bansos baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat mulai Rastrad, PKH, dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Memang ada beberapa KPM yang merasa sudah mampu dan malu ditempeli stiker di rumahnya, memilih untuk mengundurkan diri sebagai penerima bansos," katanya. (sha)
WEBSITE:
[ Ссылка ]
#TribunMataraman
#Mataraman
#Blitar
#Kediri
#Nganjuk
#Trenggalek
#Tulungagung
#keluargakurangmampu
#dinsoskotablitar
#kpm
#keluargapenerimamanfaat
#bansos
#kotablitar
Ещё видео!