TRIBUN-VIDEO.COM - Ramadhan tahun ini tampaknya menjadi momen paling menyedihkan bagi umat Muslim di Ukraina.
Mereka harus menjalankan ibadah puasa di tengah serangan pasukan Rusia.
Dikabarkan, umat Muslim di sana kesulitan mendapat air hingga dibayangi rasa takut saat beribadah.
Hal ini disampaikan seorang tokoh agama asal Ukraina, Sheikh Said Ismagilov dalam sebuah diskusi.
Diskusi tersebut digelar Center of Communication Crisis and Conflict (C4) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI).
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin juga turut hadir dalam acara tersebut.
Ismagilov mengangkat tema diskusi dengan tajuk "Apa betul Nazisme berkembang di Ukraina?".
Ia lantas menggambarkan kondisi umat Muslim di Ukraina selama perang.
Mereka sangat sulit mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebab, sejumlah infrastruktur hancur sehingga mengganggu ketersediaan pasokan bahan pokok.
Tak hanya itu, umat Muslim yang akan menjalankan ibadah juga akan sulit.
Mereka selalu dibayangi rasa takut akan serangan yang datang tiba-tiba.
Dikutip dari Tribunnews.com, populasi Ukraina memang didominasi oleh Kristen Ortodoks.
Jumlah umat Muslim di Ukraina berjumlah sekitar 4 persen dari total penduduknya.
Kebanyakan mereka adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea.
Di Kota Kiev sendiri ada sekitar 50 ribu warga Muslim termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara.
Mereka memiliki Masjid Ar-Rahma yang berada di jantung kota.
Masjid ini didirikan sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian.
(Tribun-Video.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Umat Muslim di Ukraina Menyambut Ramadan di Tengah Gempuran Rusia, [ Ссылка ].
Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
Ещё видео!