BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Ketabahan tampak di mimik wajah peternak ikan nila dan mas di Desa Sabah Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, meskipin ribuan ikan mereka mati akibat irigasi jebol yang terjadi pada Selasa subuh sekitar jam 05.00 wita.
Pantauan BPost Rabu (22/2/2017) pagi di Kampung Pampain, ribuan ikan nila dan mas mengapung mati dalam jala keramba.
Di tepi jalan sekitar jala keramba bertebaran ikan nila yang sudah mati. Sebagian lagi peternak mengubur ikan mati itu di dalam tanah.
Seorang peternak ikan setempat Fandy mengatakan sekitar 2 ton ikan nila dan mas miliknya mati.
Kalau dinilai dengan uang, 2 ton ikan yang mati itu sekitar Rp 50-60 juta, sekitar itulah kerugian saya, jelas Fendi.
Matinya ikan-ikan itu karena kehabisan oksigen yang disebabkan pasokan air irigasi mengering, itu semua karena jebolnya irigasi di Linuh, jelas Fendi kepada BPost.
Lain lagi dengan Rudi yang mengaku ikan nilanya mati sekitar 1 ton, kalau dinilai dengan uang, kerugiannya puluhan juta, jelasnya,
Lebih banyak lagi yang dialami H Arsyad, menurutnya sekitar 3,5 ton ikannya mati, kalau diuangkan sekitar Rp 100 juta.
Nazamudin, juga mengaku ikan nilanya mati sekitar setengah ton, kerugian sekitar Rp 15 juta, jelasnya.
Junaidi, mungkin paling banyak merugi, sebab ternak ikan nila/mas miliknya sekitar 10 ton. Dipridiksinya sekitar Rabu jam 11.00 wita sudah sekitar 3 ton yang mati.
Beragam penilaian warga tentang jumlah ikan mati akibat jebolnya irigasi itu. Ada yang menilai puluhan ton, ada juga belasan ton.
Sedangkan menurut peternak ikan nila senior di kampung tersebut yang enggan dikorankan namanya, memperkirakan ikan yang mati akibat jebolnya irigasi itu sekitar 50 ton.
Kerugian tersebut kalau dinilai dengan uang, sekitar Rp 1,5 miliar. Asumsinya harga ikan Rp 30 ribu perkilo x 50 ton, berarti kerugian total peternak ikan sekitar Rp 1,5 miliar, jelasnya.
Mestinya jelas dia, pemerintah provinsi atau daerah sudah saatnya memungsikan asosiasi pedagang ikan, supaya kalau terjadi kasus mendadak seperti jebolnya irigasi, ikan peternak dapat dibeli oleh asosiasi tersebut, supaya peternak tidak rugi.
Banyaknya ikan yang mati di keramba jala milik peternak ikan itu menjadi berkah warga, sebab ikan yang baru mati itu diberikan secara gratis kepada warga.
Puluhan warga mengumpulkan ikan-ikan tersebut di areal ternak ikan milik Fendi dan Arsyad.
"Silakan ambil yang mati atau mau mati, sedangkan yang segar, jangan," ucap Arsyad kepada warga.
Lebih menarik lagi di areal ternak ikan milik Junaidi, sekitar 40 warga yang mengais ikan mati, namun masih segar itu.
Warga benar-benar panen ikan nila/mas, satu orang ada yang dapat 10 kilogram, ada 5 kilogram, bagi yang terlambat datang hanya dapat 1 kilogram.
Seorang warga bernama Yanti mengatakan ikan tersebut akan dijadikannya ikan kering, sedangkan yang masih segar, segera di masak.(Banjarmasin Post/Ibrahim Ashabirin)
Ещё видео!