Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUN-VIDEO.COM - Agenda pertemuan antara Rusia dan Ukraina guna mediasi akan diadakan di Istanbul pekan ini.
Diketahui, dimana Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan akan menjadi negosiator Rusia dan Ukraina.
Atas pertemuan tersebut, Erdogan akan memberikan pengarahan kepada para menterinya tentang pembicaraan yang telah ia adakan bersama sekutu NATO.
Dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (28/3/2022), diketahui pertemuan itu akan berlangsung hingga malam hari.
Diketahui, mediasi Turki tentang Ukraina akan menjadi agenda utama.
"Pertemuan diperkirakan akan dimulai besok (Senin) sore dan berlangsung hingga malam. Mediasi Turki tentang Ukraina akan menjadi agenda utama," kata sumber yang menyampaikan hal tersebut.
Sementara, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel mengakui dirinya yang menganggap Rusia telah melakukan kejahatan perang setelah melancarkan invasi ke Ukraina.
Kendati demikian, menurutnya, mempertahankan dialog dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin tentunya tetap diperlukan.
Dikutip dari laman Sputnik News pada Senin (28/3/2022), ia tidak menampik banyak petinggi dunia yang kini enggan menjalin dialog dengan Putin.
Hal itu dikarenakan invasi yang dilancarkan Rusia ke Ukraina lebih dari satu bulan lalu.
"Saya sangat percaya bahwa ada kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina. Di sisi lain, karena kebutuhan, saya juga meyakini bahwa kita harus tetap menjaga dialog dengan Vladimir Putin," cuit Michel dalam akun Twitternya.
Namun, Michel menegaskan, dunia tidak boleh melupakan bahwa saat ini yang menduduki kursi kepemimpinan di Gedung Kremlin Rusia adalah Putin.
Sehingga ada komunikasi yang harus tetap dijalani dengannya.
"Karena suka atau tidak suka, hari ini dia lah yang sedang duduk di Kremlin," kata Michel.
Sebelumnya diketahui, Presiden Rusia, Vladimir Putin
telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus.
Pernyataan itu diungkap dalam pidato yang disiarkan di televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu.
Operasi ini dilakukan untuk melindungi orang-orang yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama delapan tahun.
Kendati demikian, pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Ia juga menekankan operasi tersebut ditujukan untuk 'denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina'.
Sementara itu, negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.
Penerapan sanksi ditujukan terhadap badan hukum maupun individu swasta Rusia.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jadi Tuan Rumah Pertemuan Kabinet Hari Ini, Erdogan Bahas Peran Turki Sebagai Mediator Rusia-Ukraina.
[ Ссылка ]?
Ещё видео!