MITOS DAN SEJARAH ALUN ALUN SELATAN KERATON YOGYAKARTA
Alun-alun Selatan juga dikenal dengan nama Alun-Alun Pengkeran (Alun-Alun Belakang). Atau lebih dikinal dengan sebutan alkid singkatan dari alun-alun kidul. Letaknya masih berada di dalam benteng keraton, di tengahnya ditanam dua buah pohon beringin. Beringin ini dinamakan supit urang dan diberi pagar keliling sehingga juga dikenal sebagai Ringin Kurung. Pagar yang mengelilingi dua batang pohon ini diberi ornamen berupa bulatan dan bentuk-bentuk busur. Sedang di bagian pinggirnya terdapat pohon pakel (mangga) dan pohon kweni, sebagai perlambang kedewasaan (akil baligh) dan keberanian (wani).
Alun-Alun Selatan yang berukuran 150 x 150 meter dikelilingi pagar setinggi 2 meter dan lima bukaan sebagai jalan keluar masuk. Kelima jalan tersebut adalah Jalan Langenastran Kidul, Jalan Langenastran Lor, Jalan Ngadisuryan, Jalan Patehan Lor, dan Jalan Gading. Jalan-jalan ini melambangkan kelima indera manusia. Pada sisi sebelah barat, dekat Jalan Ngadisuryan, terdapat kandang gajah milik keraton.
Permukaan alun-alun ditutup dengan pasir. Hamparan pasir tersebut adalah perlambang bahwa indera kita masih labil dan mudah berubah serta tidak teratur, laksana pasir. Inilah yang terjadi pada manusia saat memasuki masa-masa akil balig, yang dilambangkan dengan wujud pertemuan pemuda dan pemudi dalam bentuk beringin tadi.
Fungsi utama Alun-alun Selatan ini dulunya adalah sebagai tempat berlatih para prajurit kraton, serta sebagai tempat pemeriksaan pasukan menjelang upacara Garebeg. Kini Alun-Alun Selatan menjadi tempat orang berwisata masyarakat sekitar bisa menggunakan dan mengunjungi alun-alun kidul Yogyakarta.. Pada malam hari banyak penjaja makanan dan kereta kayuh yang disewakan, dengan berbagai model seperti mobil dan sepeda yang dihiasi lampu warna warni yang menambah semaraknya suasana di malam hari.
Selain itu terdapat juga kegiatan masangin, yaitu masuk di antara pohon beringin. Pengunjung berusaha berjalan melewati kedua pohon beringin atau “masangin” dengan menggunakan penutup mata. Aturan main masangin sangat sederhana, wisatawan hanya perlu menutup mata lalu
berjalan lurus sekitar 20 meter dari depan Sasono Hinggil menuju tengah-tengah dua beringin. Untuk alat penutup matanya sudah ada yang menyewakan. Ataupun pengunjung boleh membawa dari rumah. Meski terlihat mudah, namun banyak orang yang berusaha berjalan lurus tetapi malah berbelok ke berbagai arah dan jauh dari tujuan.
Menurut mitos yang dipercaya turun temurun, bagi siapa saja yang berhasil melakukan masangin maka orang tersebut hatinya bersih dan permohonannya akan terkabul. Konon katanya ada rajah di antara kedua beringin tersebut yang berfungsi untuk menolak bala yang berusaha mendatangi Keraton Jogja.Sehingga, hanya orang yang bersih hati dan tidak berniat buruk yang bisa lolos.
sejarah alun alun kidul yogyakarta, sejarah alun alun kidul jogja, sejarah
alun alun kidul, sejarah alun alun jogja, sejarah alun alun yogyakarta, alun alun kraton jogja, alun alun selatan keraton yogyakarta
#mitos_alkid #Pesona_Indonesia #wisata_jogja
#Wisata jeron benteng
Plengkung wijilan [ Ссылка ]
Sejarah keraton pertama [ Ссылка ]
Sejarah keraton kedua [ Ссылка ]
Komplek Inti keraton jogjakarta [ Ссылка ]
Benteng keraton jogjakarta [ Ссылка ]
Pelengkung benteng keraton jogjakarta [ Ссылка ]
Musium sonobudoyo jogjakarta [ Ссылка ]
MITOS DAN SEJARAH ALUN ALUN SELATAN KERATON YOGYAKARTA
Теги
bsa40video hitsvideo viralvideo terpopulertop5top10MITOS DAN SEJARAH ALUN ALUN SELATAN KERATON YOGYAKARTAsejarah hitsmitos alkid jogjamitos beringin kembar alkidmitos pohon beringin alkidmasangin alkidmasangin adalahalun alun selatan keraton yogyakartaalun alun kraton jogjasejarah alun alun yogyakartasejarah alun alun jogjasejarah alun alun kidulsejarah alun alun kidul jogjasejarah alun alun kidul yogyakarta