TRIBUN-VIDEO.COM - Para dokter Palestina di Rumah Sakit Shifa kompleks medis terbesar di Kota Gaza memperingatkan akan terjadinya wabah penyakit menular karena kepadatan penduduk.
Hal ini disampaikan oleh Ahli Bedah Ghassan Abu Sitta kepada Al Jazeera pada Sabtu (14/10/2023).
Banyak penduduk yang tidur di lantai, koridor, di antara tempat tidur pasien.
Masyarakat mengalami ketakutan hingga harus mengungsi ke rumah sakit yang dinilai sebagai tempat aman.
Ketika bom Israel menghujani Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel pekan lalu, jenazah menumpuk dan orang-orang takut untuk menguburkan jenazah.
Situasinya sangat buruk sehingga truk es krim kini digunakan untuk menyimpan jenazah karena kamar mayat rumah sakit penuh karena meningkatnya jumlah korban meninggal.
Tercatat lebih dari 2.200 orang meninggal dunia pada hari Sabtu (14/10/2023), menurut pejabat kesehatan.
Abu Sitta mengungkapkan, ia meninggalkan Rumah Sakit Al Awda di Jalur Gaza Utara setelah Israel memberi waktu dua jam untuk melakukan evakuasi.
Petugas medis di Shifa tidak lagi dapat melakukan operasi selain operasi penyelamatan jiwa.
Menurut ahli bedah tersebut, pasukan Israel "mengancam akan menutup" lebih banyak rumah sakit, termasuk rumah sakit anak Al-Durrah di Gaza timur dan rumah sakit Al-Quds di Kota Gaza.
Mahmoud Shalabi, manajer program di Gaza untuk badan amal Medical Aid for Palestines yang berbasis di Inggris, mengatakan orang-orang juga kehabisan air dan roti.
Sekalipun roti dapat ditemukan, bank juga telah rusak dan uang tunai semakin sulit didapat.
Di rumah sakit, orang-orang yang mengalami luka, luka bakar, dan cedera tidak memiliki obat pereda nyeri untuk meredakan luka penderitaannya.
Sebagai rumah bagi lebih dari 2,3 juta orang, Gaza telah berada di bawah blokade darat, laut dan udara yang melumpuhkan sejak tahun 2007.
Awal pekan ini, Israel mengumumkan pihaknya memberlakukan pengepungan total terhadap wilayah tersebut sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan lebih banyak orang dari 1.300 orang, menurut pejabat Israel.
Tentara Israel sejak itu melancarkan kampanye pengeboman terberatnya di wilayah pesisir yang dikelola Hamas, menjatuhkan sekitar 6.000 bom dalam enam hari, dan memutus akses terhadap makanan, bahan bakar, obat-obatan dan pasokan lainnya.
Ketika waktu hampir habis, Organisasi Kesehatan Dunia menekankan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza harus dilakukan. (*)
Host: Firda Ananda
VP: Erwin Joko P.
Ещё видео!