Kelapa sawit selalu dituduh sebagai sumber utama emisi karbon. Apakah itu kebenaran atau mitos? Penelitian baru tentang emisi perkebunan sawit pada lahan gambut menghasilkan temuan yang sangat berbeda.
Pada penelitian konvensional terdahulu, yang masih terus diperdebatkan, emisi perkebunan kelapa sawit di lahan gambut sebesar 95 ton CO2/ha/th, dan kontribusi dekomposisi gambut terhadap penurunan permukaan gambut sebesar 92%.
Kita ketahui bahwa emisi pada lahan gambut terdiri dari 2 sumber yaitu pertama, respirasi akar dan kedua, dekomposisi gambut. Proses dekomposisi bahan organik akan melepaskan CO2 ke udara, yang kemudian menyebabkan penurunan muka gambut. Emisi melepaskan CO2 -- sebaliknya fotosintesis menyerap CO2 dan menghasilkan O2.
Pulunggono dkk melakukan review terhadap beberapa penelitian emisi karbon pada gambut yang menggunakan tower setinggi 19 meter dengan gas analyser.
Data menunjukkan bahwa pohon kelapa sawit dan vegetasi di bawah dan sekitarnya memiliki kemampuan menyerap karbon hampir sama dengan emisi dari gambut yang dilepaskan ke atmosfer dari respirasi akar. Menjadikan karbon netral yang hampir sempurna.
Temuan konvensional menyatakan bahwa - perkebunan kelapa sawit dari lahan gambut yang dikeringkan - menghasilkan emisi 95 ton CO2/ha/thn; namun studi terbaru Pulunggono tahun 2020, menunjukkan hasil yang lebih rendah, yaitu antara 20-30 ton CO2/ha/th.
Ещё видео!