#sejarah #pantaiwatupecak #lumajang
Saksi sejarah mbah Mi'an menuturkan tentang kisah bungker Jepang (gedong pendem) didirikan dan keberadaan Watu Pecak ( jejak atau bekas tapak) manusia dan binatang diatas batu, lengkap dengan gayanya yang energik dan humoris.
Pertemuan tak sengaja ini terjadi di desa Selok Awar-awar, pedukuhan Watu Pecak-Legong Jambe, Kecamatan Pasirian. Lumajang -Jawa Timur. Dan kamipun berbincang-bincang santai di balai-bali depan rumah mbah Mi'an. Dengan usia yang sudah tak mudah lagi (91 tahun ) mbah Mi'an, yang sehari-harinya tidak mengenakan baju ini mengisahkan bagaimana tentara Jepang menguasai daerah itu dan membangun bungker pertahanan laut serta bagaimana posisi watu (batu) pecak sebesar balai-balai digeser Jepang dengan cara diguling-gulingkan yang mengakibatkan tenaga romusha ( pekerja paksa ) banyak yang meninggal. Kami bersyukur bertemu dengan mbah Mi'an karena akhirnya tahu sejarah bungker & watu pecak yang sebelumnya saya kira hanya nama sebuah pantai di pesisir selatan kota Lumajang yang memang eksotik dengan keindahan pantainya, pun ternyata disana menyimpan banyak cerita bersejarah. Untuk itulah saya berbagi pengalaman saya ini kepada kawan-kawan semua disini. Semoga ini menjadi manfaat kita semua. Terimakasih yang sudah klik dan mengikuti chanel ini, jangan lupa untuk tekan tanda lonceng, agar tidak ketinggalan video-video saya berikutnya. selalu sehat, semangat dan berbagi kebaikan kepada sesama dan alam semesta.
The historical witness Mi'an's grandfather told the story of the Japanese bunker (gedong pendem) being established and the existence of Watu Pecak (trails or footprints) of humans and animals on a rock complete with energetic and humorous style.
This accidental meeting took place in Selok Awar-awar village, Legong Jambe hamlet, Watu Pecak hamlet, Pasirian sub-district. Lumajang - East Java. And we also talked casually in the hall in front of the grandfather's house. With the age that is no longer easy (91 years old), Mi'an's grandfather told how the Japanese army controlled the area and built a marine defense bunker and how the position of the pecak stone (stone) as big as the halls was shifted by the Japanese by being rolled around which resulted in the power of the romusha. (forced labor) many died. We are grateful to have met Mi'an's grandfather because we finally know the history of the bunker & pecak stone which previously I thought was just the name of a beach on the southern coast of Lumajang city which is indeed exotic with its beautiful beaches, it turns out that there is a lot of historical story. That's why I share my experience with all of my friends here. Hopefully this will benefit us all. Thank you for clicking and following this channel, don't forget to press the bell icon, so you don't miss my next videos. Stay healthy, excited and always share goodness with others and the universe.
Special thanks to
Mbah Mi'an sekeluarga
Gus Komar
Faisol
#sejarah #wisata #pantai #pantaiselatan #watupecak #pantaiwatupecak #lumajang #suasanapantai #suasanapedesaan #suasanakampung #suasanadesa #suasana #suasanaperkampungan #alampedesaan #alam #alami #mitos #desawisata #destinasiwisata #alamdesa #pantaiindonesia #hutanpinus #bungker #gedongpendem #gedong #dokumentasi #penjajahan #saksikunci #profile #tempatwisata #selokawarawar #pasirian #asalusul #saksisejarah
Ещё видео!