Kampong Subulussalam Selatan di mata sejarah menjadi rujukan pertama untuk mengenali identitas Kota Subulussalam. Hal ini tidak terlepas dari rentetan sejarah panjang baik cerita fakta maupun benda budaya. Kampong Subulussalam Selatan menjadi tempat sakral lahirnya nama “Kota Subulussalam”, nama ini dapat dilihat dengan jelas pada surat yang ditandatangani oleh Gubernur Aceh Prof. Ali Hasymi pada tanggal 14 September 1962.
Kampong Subulussalam Selatan merupakan kampong yang kaya cerita dan bangunan bersejarah. Sebut saja Kantor Ass. Wedana, “Simpang”, Mesjid Al-Munawwarah, KUA Simpang Kiri, Monumen Tari Dampeng dan lainnya. Bahkan nama jalan dengan menabalkan nama-nama Ulama dan Pahlawan Aceh seperti Jl. Syech Hamzah Fansuri, Jl. Syech Abdurrauf, dan Jl. Teuku Umar. Bangunan lain yang tak kalah secara historis seperti Kantor Telkom, SD Negeri 1 Simpang Kiri, SMA Negeri 1 Simpang Kiri hingga Hotel Abadi.
Semoga cerita singkat tentang cagar dan kebudayaan di Kampong Subulussalam Selatan ini menjadi oase ditengah keringnya referensi kebudayaan desa. Cerita ini dirasa cukup menjadi referensi awal dalam mengenali, memahami hingga sampai kepada tataran melestarikan budaya yang ada di desa sendiri. Semoga Cerita Budaya Desaku benar-benar memberi manfaat dan menebar kebermanfaatan, kepada setiap unsur yang terlibat maupun unsur yang melihat. Langkah memberi tongkat estafet kepada siapapun yang cinta desa, cinta budaya, cinta Indonesia.
-----------
TERIMA KASIH
Allah SWT
Pemerintah Kampong Subulussalam Selatan
Tokoh Adat
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
TEAM
Syumarlin Barat
Mahmud Ali Asykar
Buhairi Ahmad
Siti Arniman
Fuji Alfian
Rahmad Taufik
#ceritabudayadesaku #budayasaya #budayamaju
Ещё видео!