#Ilirilir #FilmSultanAgung #TembangSunanKalijaga
Tembang Lir-ilir diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada awal abad ke 16 ketika runtuhnya kerajaan Majapahit dan mulai masuknya Islam para adipati Kadipaten di Majapahit terutama di pesisir pulau Jawa.
Tembang Lir-ilir dikenal sebagai tembang dolanan atau lagu daerah Jawa Tengah, dalam liriknya menggunakan kata perumpamaan yang memiliki arti ganda, hal ini yang mencerminkan kedalaman ilmu Sunan Kalijaga dalam berdakwah.
Sunan Kalijaga dengan tembang Lir-ilir mencoba untuk mengajak masyarakat Jawa memeluk, meyakini, dan mengamalkan agama Islam secara perlahan tanpa menabrak tradisi yang sudah lama berkembang. Upaya Sunan Kalijaga ini mencontoh Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya, yakni bi al-hikmah wa al-mauidhati al-hasanah
Versi pada video ini diambil dari film Sultan Agung yang diproduksi tahun 2018. Film mengisahkan, setelah ayahnya, Panembahan Hanyokrowati meninggal, Raden Mas Rangsang yang masih remaja menggantikannya dan diberi gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma. Ini adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mudah.
Sultan Agung harus menyatukan adipati-adipati di tanah Jawa yang tercerai berai oleh politik VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen, di bawah panji Mataram. Di sisi lain, ia harus mengorbankan pula cinta sejatinya kepada Lembayung dengan menikahi perempuan ningrat yang bukan pilihannya.
Film dirilis: 23 Agustus 2018 disutradarai oleh Hanung Bramantyo
Penghargaan: Festival Film Bandung untuk Film Bioskop Terpuji, LAINNYA
Skenario: Mooryati Soedibyo, Bagas Pudjilaksono, Ifan Adriansyah Ismail
Produser: Mooryati Soedibyo, Haryo Tedjo Baskoro, Putri Kuswisnuwardhani.
*
'Ilir-ilir' song was created by Sunan Kalijaga in the early 16th century when the Majapahit empire fell and the arrival of Islam from the duchies of the Duchy in Majapahit, especially on the coast of Java.
'Ilir-ilir' is known as tembang dolanan or Central Java regional song, in the lyrics it uses a parable which has a double meaning, this reflects the depth of Sunan Kalijaga's knowledge in preaching.
Sunan Kalijaga with the song Lir-ilir tries to invite the Javanese to embrace, believe in and practice Islam slowly without breaking the long-developed tradition. Sunan Kalijaga's efforts imitated the Prophet Muhammad in his preaching, namely bi al-hikmah wa al-mauidhati al-hasanah.
The version in this video is taken from the film Sultan Agung which was produced in 2018. The film tells the story, after his father, Panembahan Hanyokrowati died, the young Raden Mas Rangsang replaced him and was given the title Sultan Agung Hanyakrakusuma. This is a responsibility that is not easy.
Sultan Agung had to unite the dukes on the land of Java which was scattered by VOC politics led by Jan Pieterszoon Coen, under the banner of Mataram. On the other hand, he also had to sacrifice his true love for Lembayung by marrying a noble woman who was not his choice.
Film released: 23 August 2018 directed by Hanung Bramantyo
Awards: Bandung Film Festival for Commendable Cinema Films, OTHERS
Screenplay: Mooryati Soedibyo, Bagas Pudjilaksono, Ifan Adriansyah Ismail
Producers: Mooryati Soedibyo, Haryo Tedjo Baskoro, Putri Kuswisnuwardhani.
Ещё видео!