Relative strength index pada investasi saham merupakan parameter osilasi. Maksudnya adalah trader mengetahui apakah kondisi pasar mengalami jenuh beli (overbought) atau sedang dalam jenuh jual (oversold).
RSI digambarkan dengan skala dari 0 sampai 100, maka nilai saham (harga) tersebut berada dalam situasi oversold jika kurang dari 30. Sedangkan kondisi overbought terjadi jika nilai RSI melebihi angka 70.
Indikator RSI bertujuan untuk dapat mendeteksi sinyal beli dan sinyal jual. Dengan melihat patokan posisi overbought dan oversold maka trader bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan transaksi.
Sebagaimana rekomendasi Welles Wilder, periode standar perhitungannya adalah 14. Trader dapat memodifikasi standar tersebut baik menurunkan atau menaikkannya. Akan tetapi hal tersebut tentunya tetap mempengaruhi sensitivitas RSI.
1. Aturan Beli
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah menunggu nilai RSI turun ke area oversold atau dibawah 30. Lakukan pemantauan hingga RSI berbalik naik melebihi 30.
Kombinasikan juga dengan indikator lainnya, seperti candlestick yang menunjukkan pola bullish saat RSI lepas dan berada di posisi oversold.
Sebaiknya tunggu hingga candlestick mendekati close dan melakukan entry agar harga yang terbentuk lebih valid atau beli pada pembukaan candlestick selanjutnya. Kamu perlu menetapkan potensi kerugian ataupun stop loss sedikit di bawah titik swing low terakhir.
2. Aturan Jual
Untuk mengambil langkah jual maka kamu perlu memastikan nilai RSI mencapai angka di atas 70 atau overbought. Tunggu hingga angkanya turun di bawah 70.
Kamu dapat kombinasikan dengan pola bearish candlestick muncul saat RSI terlepas dari kondisi overbought agar analisis semakin valid.
sumber: stockbit
Ещё видео!