TRIBUN-VIDEO.COM - Ribuan hewan ternak babi di Pulau Sipora, Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dilaporkan mati dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Dengan itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai menjelaskan bahwa kematian babi diduga akibat wabah penyakit yang dikenal Virus Demam Babi Afrika.
Dikutip dari TribunPadang.com, Hatisama Hura menjelaskan, seekor babi tertular virus ASF memiliki gejala seperti mengalami demam, adanya warna kemerahan di sekitar telinga, perut dan tidak bisa berdiri.
Hingga saat ini, ungkapnya terkadang gejala lain yang timbul yakni hilangnya nafsu makan.
Ditambahkan pula bahwa virus-virus itu menyebar lewat serangga, pakaian yang memelihara dan daging yang belum dimasak.
Selain itu, virus SF juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Virus tersebut, imbuhnya, juga dapat bertahan hidup selama tiga tahun di suatu wilayah.
Dengan itu, tetap diperlukan untuk menjaga kebersihan kandang, penyemprotan disinfektan ke seluruh kandang dan kebersihan petugas.
Selain itu, dia mengatakan bahwa babi yang mati harus dikuubur agar virus tersebut tidak menyebar.
Disebutkan pula bahwa keberadaan babi tersebut tidak sekaligus mati semua melainkan secara bertahap.
Ia menambahkan bahwa saat ini rata-rata masyarakat yang punya ternak cepat-cepat mereka sembelih dan potong.
Untuk harga babi, ia mengatakan sejauh ini masih berkisar antara Rp60 sampai Rp70 ribu.
Pihaknya menilai bahwa harga tersebut masih stabil meskipun diprediksinya akan mengalami kenaikan harga.
(Tribun-Video.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul Ribuan Babi Mati di Sipora Mentawai, Diduga Akibat Wabah Virus Demam Babi Afrika, [ Ссылка ].
Penulis: Rizka Desri Yusfita
Editor: Emil Mahmud
Ещё видео!