TRIBUNJAMBI.COM - Final Miss World 2018 digelar malam ini, Intip profil Alya Nurshabrina, perwakilan Indonesia
Dalam ajang Miss World 2018 yang memasuki babak final malam ini, Indonesia diwakili oleh Alya Nurshabina.
Final Miss World 2018 akan digelar di Sanya, Tiongkok, Sabtu (8/12/2018) hari ini.
Sambil menunggu hasil dari final Miss World 2018 ini, simak profil Alya Nurshabrina perwakilan Indonesia.
Nama lengkapnya adalah Alya Nurshabrina Samadikun.
Ia lahir di Jakarta, 21 Januari 1996, saat ini berusia 22 tahun.
Alya berdarah Jawa-Sunda dari kedua orang tuanya Ina Nuraini dan Rudyandi Praditya.
Alya berhak menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang Miss World 2018 setelah memenangkan Miss Indonesia 2018 mewakili Provinsi Jawa Barat.
Ia meraih gelar Miss Indonesia di final yang digelar pada 22 Februari 2018, dan dimahkotai oleh Achintya Holte Nilsen dari Nusa Tenggara Barat.
Ia berhasil memukau Liliana Tanoesoedibjo, ketua juri Miss Indonesia 2018 yang memberi pertanyaan tentang integritasnya.
"Saya berpikir untuk menghadapi, formula saya selalu sama, E ditambah R sama dengan O, yaitu Event plus Response sama dengan Outcome."
"Oleh karena itu tidak peduli apa pun tantangan yang mungkin saya hadapi, ketika saya memutuskan untuk memberikan respon positif, saya akan mendapatkan hasil yang positif juga. Bagi saya itu adalah integritas," jawab Alya, melansir Wikipedia.
Kariernya dalam bidang kontes kecantikan ia mulai dengan memenangkan Gadis Sampul tahun 2012, dan berlanjut dengan The Face of Femina 2014.
Selain memiliki gelar Miss Indonesia 2018, Alya juga merupakan seorang Duta Hubungan Internasional Indonesia.
Alya telah mengatakan berulangkali, gairahnya adalah seni.
Meskipun ia sering berpartisipasi dalam berbagai kompetisi akademis dengan teman-teman sekolahnya, bahasa Inggris adalah subjek yang paling sering ia dapatkan.
Sejak SMP, dia mulai belajar dan menyukai fashion serta seni pertunjukan, biasanya menari dan bernyanyi.
Karena sifat Alya, yang suka tetap sibuk, akhirnya ia gagal ke dunia modeling.
Untuk mengejar pendidikan tinggi, Alya pindah dari Jakarta ke Bandung.
Alya adalah lulusan sarjana dari Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung , jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan summa cum laude.
Selama masa kuliahnya, Alya aktif di organisasi mahasiswa utama dan dipilih sebagai asisten pengajar.
Alya menorehkan sejumlah prestasi selama 4 tahun mengejar gelar.
Dia mewakili universitas, baik sebagai delegasi tunggal atau dalam tim delegasi, di banyak acara internasional di luar negeri.
Yang paling menonjol adalah ketika ia ditunjuk untuk menjadi Kepala Delegasi UNPAR dalam Harvard National Model United Nations 2017, yang diselenggarakan oleh Universitas Harvard, di Boston, Amerika Serikat .
Dalam kompetisi itu, timnya berhasil memenangkan Tantangan Ventura Sosial.
Saat itulah Alya dan rekan-rekannya diberi penghargaan dengan Resolution Fellowship oleh Proyek Resolusi.
Sejak 2011, Alya adalah pelatih atau motivator di Adam Khoo Learning Technologies Group (AKLTG), sebuah lembaga dari Singapura yang menyediakan keterampilan belajar dan motivasi hidup untuk remaja dan anak-anak.
Tidak hanya itu, ia juga memiliki kesempatan untuk memotivasi peserta yang terdiri dari anak-anak dan remaja.
Pekerjaan itu juga meningkatkan motivasi dirinya dan pandangan umum atas masa depannya sendiri.
Alya juga suka mengisi waktu luangnya dengan melukis, sebuah hobi yang telah ia miliki sejak masa kecilnya.
Alya bahkan telah menghasilkan banyak karya, yang ia mulai dengan berpartisipasi dalam pameran selama ia tinggal di Bandung .
Ещё видео!