Sanubari Teduh - Enam Praktek – 10 Kediaman - Bagian 4 (143 )
Video Youtube : [ Ссылка ]
Saudara se-Dharma sekalian, waktu bergulir tanpa henti. Kondisi juga terus menerus berubah. Suka-nya pada saat kondisi yang tenang. Duka-nya ada pada masalah dalam hidup. Dunia ini penuh dengan masalah. Ada kesedian, sukacita, perpisahan, pertemuan. Jadi dalam mempelajari ajaran Buddha di ladang pelatihan ini, saya berkata kepada semua orang bahwa kita harus giat dan bersemangat. Kondisi batin kita harus dijaga dengan baik karena kehidupan tidaklah kekal dan kondisi lingkungan terus berubah. Jadi, intinya adalah pikiran. Jika pikiran dapat dijaga dengan baik, maka itulah keabadian. Inilah jiwa kebijaksanaan kita. Jiwa kebijaksanaan bersifat abadi. Tidak bertambah juga tidak berkurang; tidak timbul tidak lenyap. Melatih diri berarti kita harus berlatih agar jiwa kebijaksanaan kita abadi selamanya.
Praktik 10 Kediaman :
1. Pembangkitan Tekad
2. Pembenahan
3. Praktik Latihan
4. Pembangkitan Kemuliaan
5. Kesempurnaan Metode Terampil
6. Pikiran Benar
7. Ketidakmunduran
8. Kemurnian anak kecil
9. Kediaman Pangeran Dharma
10. Kesucian
Kini kita akan membahas yang ketujuh, yakni ketidakmunduran. Kediaman ketidakmunduran berarti perkembangan batin kita tidak pernah mundur. Inilah ketidakmunduran. Sering dikatakan bahwa meski memiliki kehidupan yang sempurna manusia tetap merasa kurang, Ini bergantung bagimana kita melihatnya. Bagaimana yang disebut sempurna ? Bagaimana baru kita merasa puas ? Kesempurnaan terwujud lewat rasa puas. Jika manusia memiliki rasa puas, maka kehidupannya akan terasa sempurna. Jika seseorang tak pernah merasa puas, maka selamanya ia akan merasa kurang. Inilah ketidaksempunaan.
Saudara sekalian, mengenai ketidakmunduran, tekada kita melatih diri tidak boleh mundur. Kehidupan manusia adakalanya indah, adakalanya sulit. Alangkah baiknya jika setiap orang dapat selalu merasa puas dalam kehidupan sehari-hari, baik terhadap segala yang berwujud maupun tidak. Atas segala yang berkondisi, kita harus merasa puas. Yang berkondisi adalah tubuh, usia, dll. Semua itu dapat di hitung secara konkret. Waktu pasti terus berlalu, segala yang berkondisi pasti akan berubah. Jadi tidak peduli panjang atau pendeknya usia, kehidupan suatu saat pasti berakhir. Yang terpenting, tekad kita dalam melatih diri harus senantiasa dipertahankan. Norma sebagai manusia , tanggung jawab terhadap keluarga, kontribusi terhadap masyarakat serta tekad dan keyakinan yang teguh, apakah semua ini sudah dapat kita wujudkan ?
Kehidupan manusia memiliki pasang surut. Segala hal yang berkondisi suatu saat pasti berakhir. Yang terpenting setelah menentukan keyakinan, tekad melatih diri harus dijaga agar senantiasa tidak berubah.
Jamani harus mempraktikkan Jalan Bodhisattva, batin harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Datang dan pergi dari kehidupan ke kehidupan dengan hati Bodhisattva yang tidak berubah, inilah yang disebut ketidakmunduran.
Baiklah saudara sekalian, meski merasa kehilangan atas kepergian orang, kita harus menatap masa depan. Semua orang harus saling memotivasi. Bersungguh-sungguhlah selalu.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh - Enam Praktek – 10 Kediaman - Bagian 4 (143 ) [ Ссылка ]
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : [ Ссылка ]
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva
Ещё видео!