Arya Kepakisan atau Sri Nararya Kresna Kepakisan memiliki 2 orang putra yaitu Pangeran Nyuh Aya dan Pangeran Made Asak. Nama Nyuh Aya untuk putra pertamanya diambil dari nama desa tempat tinggal Arya Kepakisan yang terletak di sebelah tenggara Keraton Samprangan.
Nama Desa Nyuh Aya pun memiliki riwayat yang berkaitan dengan kedatangan Arya Kepakisan di tempat itu. Dikatakan, bahwa ketika beliau tiba di sebuah tempat, beliau menemukan sebuah kelapa besar atau Nyuh Aya, makanya tempat itu kemudian disebut Desa Nyuh Aya.
Juga untuk mengenang ditemukannya kalapa besar atau Nyuh Aya itu, maka tempat itu diberi tanda dengan menanam taru agung yang bernama taru rangsana yang biasa disebut pohon angsana di Jawa Timur.
Taru rangsana atau pohon angsana yang menjadi tanda atau ciri itu sampai saat ini masih bisa dijumpai dan tumbuh subur di Jaba Pura Kawitan Arya Kepakisan atau Arya Nyuh Aya.
Setelah berusia senja, Patih Agung Arya Kepakisan akhirnya meninggal dunia menyusul berpulangnya Adipati Sri Aji Kresna Kapakisan pada tahun 1390 M. Kedudukan Arya Kepakisan sebagai patih agung kemudian digantikan oleh putra sulungnya yakni Pangeran Nyuh Aya dengan gelar Kiyai Agung Nyuh Aya.
Kiyai Agung Nyuh Aya memiliki dua orang istri. Dari istri pertamanya beliau mendapatkan enam orang putra dan satu putri. Mereka adalah Kiyai Petandakan, Kiyai Satra Kiyai Pelangan, Kiyai Akah, Kiyai Keloping, Kiyai Cacaran, Kyai Anggan dan Kiyai Istri Ayu Adi.
Ещё видео!