Sesungguhnya menjadi manusia itu suatu keberuntungan besar dalam tataran penciptaan. Manusia adalah wadah atau tempat dimana seluruh pengalaman berpotensi teralami sepenuhnya. Sebuah lembah yang penuh rahasia untuk diexplorasi, bak petualangan yang mengasyikkan. Hanya dengan menjadi manusialah kesempatan tersebut terejawantah.
.
Kebijaksanaan Jawa Kuno memiliki empat rumus untuk mengambil alih langkah praktis penuh pemberdayaan agar menjadi manusia berkualitas. Adapun itu adalah sikap Rasa Pangrasa/tanggung jawab, Gemi Setiti/komitmen, Eling lan Wasapada/sadar, dan Memayu Mring Sesami/menginspirasi. Tanggung Jawab adalah sikap explorasi mendalam terhadap seluruh kinerja tubuh sendiri, bukan terkoobtasi sikap reaktif pada apa yang ada di luar diri, melainkan keterlibatan untuk merespon situasi yang ada di dalam diri sepenuhnya. Sementara itu komitmen adalah kedisiplinan yang didorong dari pemahaman akan diri sendiri terhadap refleksi tujuan yang hendak dicapai, alih-alih doktrin disiplin dari sikap kontrol orang lain, lingkungan, kelompok maupun intansi pendidikan tertentu yang bersikap otoriter layaknya diktaktor. Dan sikap sadar yang berarti peka terhadap diri sendiri sepenuhnya tidak terbatasi oleh program- program yang menumpulkan ketajaman kita yang terbangun dari masyarakat dan lingkungan kita yang bercakrawala sempit. Hingga kita manusia akan menjadi kanal-kanal pencerahan bagi orang lain; inspirator, sikap kereelaan membangun hubungan yang penuh pengayaan pada sesama tanpa tendensi-tendensi kaku yang menekan dan membatasi. Empat prinsip tersebut adalah sebuah upaya membangun masyarakat yang berkualitas; karena setiap pribadi telah menjadi dirinya sendiri merdeka, 0sompenuh pengayaan dan kolaboratif. Ini adalah bentuk cita-cita leluhur Jawa untuk menciptakan sikap gotong royong, toleransi, dan keharmonisan Binneka Tunggal Ika, Tan Hanna Dharmamangruwa.
Ещё видео!