"Burung merpati pos yang pernah digunakan sebagai kurir di daerah Komando Ronggolawe, Lamongan/Bojonegoro dengan front Surabaya pada tahun 1946," demikian keterangan seperti dikutip dari Museum Brawijaya.
Burung merpati ini mungkin menjadi satu pemandangan unik di Museum Brawijaya di Kota Malang, Jawa Timur. Burung ini satu-satunya makhluk hidup yang diberi pengawet dan dipajang di museum.
Burung merpati pos yang diberi pangkat 'letnan' ini menyampaikan pesan-pesan dari para pejuang di kawasan Lamongan dengan Surabaya. Karena merpati pos ini, komunikasi antara para pejuang bisa lancar dilakukan.
Hingga akhirnya, kepak sayap merpati, terendus tentara Belanda. Penembak jitu tentara Belanda, membidik 'letnan' merpati yang tengah terbang dengan sebuah misi.
Dor! Pelor menembus tubuh merpati. Kepak sayapnya melemah, darah ke luar. Tapi, merpati tetap terbang hingga sampai di tujuan. Di buku 'Album Perang Kemerdekaan' itu tertulis, di depan komandan tentara republik, merpati itu jatuh dan mati. Merpati itu kemudian diberi penghargaan letnan anumerta.
Hingga kemudian merpati itu diawetkan untuk mengenang jasanya. Perwira pejuang kemerdekaan saat itu kemudian menyerahkan merpati itu ke museum. Hingga kini, merpati bisa dilihat di Museum Brawijaya.
Ещё видео!