JAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah badai seroja di Nusa Tenggara Timur yang mengakibatkan kerusakan berskala masif dan memakan banyak korban jiwa, kini muncul ancaman bencana hidrometereologi serupa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau masyarakat mewaspadai siklon tropis surigae, yang akan melanda sejumlah wilayah bagian timur Indonesia, selama beberapa waktu ke depan.
Siklon tropis surigae berada di samudera pasifik pada koordinat 8,7 lintang utara dan 136,7 bujur timur, dengan letak sejauh 1.100 kilometer sebelah utara Biak, Papua.
Diperkirakan, siklon surigae bergerak ke barat laut menjauhi wilayah Indonesia menuju wilayah Filipina.
Badai tropis surigae dinamakan oleh Badan Metereologi Jepang, dari bibit siklon 94W yang telah berkembang semakin kuat.
BMKG memperkirakan, dampak siklon surigae berupa hujan lebat disertai kilat dan angin kencang akan terjadi di sejumlah provinsi, yakni wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Selain dampak cuaca dan gelombang tinggi di Indonesia Timur, badai tropis surigae diduga juga membawa dampak cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia lainnya.
Untuk mencegah terulangnya dampak bencana akibat badai seroja, mitigasi bencana metereologi perlu diarahkan untuk memberi peringatan dini bahaya badai tropis surigae.
Mengapa siklon makin intens kemunculannya di wilayah tropis seperti Indonesia?
Dan apa dampak ancamannya yang perlu dimitigasi secara serius?
Kita membahasnya bersama peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Lapan, Erma Yulihastin, dan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
Ещё видео!