TRIBUN-VIDEO.COM - Rusia kembali memperingatkan Uni Eropa jika ingin impor gas alam, maka harus membayar dalam mata uang rubel.
Tak hanya gas alam, Rusia juga mengancam akan melakukan hal serupa untuk berbagai macam komoditas.
Anggota parlemen Rusia Vyacheslav Volodin memperingatkan ancaman ini kepada Uni Eropa pada Rabu (30/3).
Sejumlah komoditas Rusia lain nantinya juga harus dibayar dengan rubel, seperti halnya gas alam.
Komoditas tersebut di antaranya minyak, biji-bijian, logam, pupuk, batu bara, hingga kayu.
"Selain itu, akan tepat, di mana itu bermanfaat bagi negara kami, untuk memperluas daftar produk ekspor dengan harga rubel dengan memasukkan: pupuk, biji-bijian, minyak pangan, minyak, batu bara, logam, kayu, dll," ungkap Volodin.
Masih belum jelas apakah langkah tersebut dapat menjadi kebijakan resmi pemerintah Rusia.
Namun, sebelumnya Putin mengatakan kebijakan soal ekspor gas alam hanya awal dari proses.
Tindakan tegas Rusia ini dilakukan setelah negara-negara Barat memberlakukan sanksi sebagai tanggapan atas invasi Ukraina.
Melansir VOA, Putin menuntut agar gas alam yang diekspor ke Eropa atau AS harus dibayar dalam mata uang rubel.
Para pejabat Rusia telah berulang kali mengatakan upaya negara-negara Barat untuk mengisolasi salah satu produsen sumber daya alam terbesar di dunia itu adalah tindakan yang merugikan negaranya diri sendiri.
Hal tersebut ditengarai juga akan menyebabkan melonjaknya harga bagi konsumen.
Dampak yang lebih parah bisa mengakibatkan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat jatuh ke jurang resesi.
Untuk diketahui, Eropa mengimpor sekitar 40 persen kebutuhan gasnya dari Rusia dan membayarnya dalam mata uang euro.
Benua hijau itu mengatakan perusahaan gas raksasa yang dikendalikan pemerintah Rusia, Gazprom, tidak berhak memperbaharui kontrak-kontrak yang sudah disepakati sebelumnya.
Adapun kelompok negara G7 pada minggu ini menolak tuntutan Moskow untuk membayar impor gas dalam rubel.
(Tribun-Video.com)
[ Ссылка ]
Ещё видео!