Masjid Nurul Ashri merupakan salah satu masjid yang berada di Deresan Santren Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Masjid ini terletak di tengah-tengah pemukiman warga dan tempatnya cukup ideal untuk kegiatan beribadah.
Masjid Nurul Ashri didirikan pada tahun 1978 yang beralamatkan di Deresan, Santren, Caturtunggal, Depok, Sleman,Yogyakarta III, no 21 Perum UNY CT.X Santren, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Pada awalnya Masjid Nurul Ashri hanya didatangi oleh jama’ah tetap namun seiring berjalannya waktu, masjid ini mulai ramai dikunjungi oleh jama’ah insidentil, hal ini dikarenakan Masjid Nurul Ashri yang berada di zona strategis. Masjid Nurul Ashri berada di zona pusat kota yang banyak dilewati oleh masyarakat setempat, anak-anak pesantren disekitar kawasan tersebut, maupun mahasiswa-mahasiswi yang jarak kampusnya bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Masjid ini terletak antara dua jalan besar yaitu Ring Road Utara dan jalan Gejayan. Selain itu tingginya animo masyarakat tehadap Masjid ini terbukti dengan semakin banyaknya jamaah yang datang pada saat shalat jamaah, kajian-kajian, atau saat kegiatan lainnya.
Sejarah Masjid Nurul Ashri
Masjid Nurul Ashri awal mula dibangun pada tahun 70-an prakarsa H. Ismail pimpinan batik Terang Bulan (Pemilik Mirota Kampus). Pembangunan masjid, pertama kali oleh Pak Juhdi yang merupakan dosen teknik di Universitas Negeri Yogykarta. Pada awal tahun 1976 bangunan masjid masih berupa tanah merah dan beratapkan asbes tetapi sudah bisa digunakan, namun masih bersifat darurat hanya digunakan untuk rutinitas shalat lima waktu, belum bisa digunakan untuk shalat jumat dan kegiatan lainnya. Saat itu kondisi masjid masih berlantaikan alas getek (alas terbuat dari bambu) di atas kumpulan pasir.
Kemudian pada tahun 1980-an masjid pertama kali mengalami renovasi bangunan, yang mendapatkan bantuan dana dari Bapak H. Ismail dan sumbangan oleh dosen UNY yang di Prakarsai dan di pelopori oleh Prof. Dr. H. Sarbiran dan Drs H. Dochak Latief. Renovasi yang dilakukan pertama kalinya adalah menembok dinding masjid serta mengecat, mengganti atap masjid yang semula hanya beratapkan asbes kemudian di renovasi dengan menggunakan genteng dan merenovasi lantai masjid dengan mengunakan semen (memplester lantai masjid dengan menggunakan semen). Setelah mendapatkan renovasi yang pertama kalinya masjid dapat digunakan dan difungsikan untuk menjalankan shalat lima waktu serta digunakan melaksanakan shalat jum’at dan kegiatan- kegiatan lainnya seperti pengajian yang dilakukan pertama kalinya di hari Ahad pukul 06.00- 07.00 WIB.
Pada bulan November Tahun 1996 terjadi renovasi kedua dan pengembangan masjid sebagai ketua pembangunan masih di pegang oleh Bapak Prof. Juhdi, dan dibantu oleh Bapak Drs.Sumarjo beliau sama- sama merupkan dosen UNY Fakultas Tehnik dan mengajar mata kuliah arsitektur. Renovasi kedua bertujuan untuk merubah bentuk masjid agar tampilan bangunannya terlihat bagus dan menarik. Kemudian atas bantuan dan pengalaman yang di peroleh oleh Bapak Prof. Juhdi, dan di bantu oleh Bapak Drs. Sumarjo terbentuklah gambaran masjid yang teropsesi oleh bangunan masjid Makkah yaitu masjid yg mempunyai tiang- tiang penyangga yang kokoh dan kuat untuk menompang bangunan masjid.
Tahun 2001 hingga 2006 terjadi renovasi kembali. Renovasi ketiga ini bangunan Masjid di rombak dan mengalami perubahan bentuk total yaitu menjadikan masjid Nurul Ashri menjadi dua lantai di karenakan bangunan sebelumnya sudah tidak dapat menampung jamaah yg akan melaksanakan kegiatan keagamaan di masjid Nurul Ashri.
Pembiayaan pembangunan renovasi tahap ketiga ditangung sebagian besarnya oleh H. Ismail & warga Deresam serta jama’ah Masjid Nurul Ashri yang mempunyai pekerjaan sebagai Dosen UNY (masjid Nurul Ashri terletak di perumahan dosen UNY) dan bantuan yang diberikan oleh H. Ismail (almarhum) pengusaha toko batik terang bulan yg kemuadian hasil penjualannya diberiakan untuk pembangunan Masjid Nurul Ashri, dan setengahnya lagi untuk pendirian SMK Muhammadiyah Yogyakarta. Sebagai arsitek Bapak Marjdjo (dosen arsitektur UNY Fakultas Teknik) yang tinggal di lingkungan perumahan deresan tiga terletak di Utara masjid Nurul Ashri, sedangkan perencanaan dengan bendahara diamanatkan kepada pak Ismudianto Putra Bapak H. Ismail (almarhum) dan partisipasi swadaya masyarakat deresan dan jama’ah sekitar masjid Nurul Ashri.
Terbentuknya nama Nurul Ashri awal mula diberikan oleh kyai Matori & Ponpes Al Huda Bantul pada saat pengajian sore setelah shalat Ashar yg di adakan di lingkungan perumahan dosen UNY. Arti dari kata Nurul Ashri yang di berikan oleh KH. Matori Adalah Nur artinya cahaya sedangkan Ashri adalah waktu, ashar, massa. Jadi KH. Matori menamakan Nurul Ashri adalah artinya cahaya waktu ashar.
Majid Nurul Ashri Deresan sekarang menjadi icon kegiatan keagaman tidak hanya untuk warga Deresan tapi juga sudah merambah ke seluruh masyarakat D.I.Y bahkan juga luar D.I.Y.
Ещё видео!