TRIBUN-VIDEO.COM - Sejak awal, pemerintah Indonesia berpegang pada United Nations Conventions on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982.
UNCLOS menyatakan wilayah perairan Natuna adalah bagian dari ZEE Indonesia.
Sedangkan Tiongkok berpegang pada Nine-Dash Line atau sembilan garis putus-putus yang diklaim sebagai batas teritorialnya.
Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, sepanjang Indonesia dan Tiongkok tidak pernah satu ukuran dalam melihat klaim maka tidak aka pernah ada kesepakatan.
Ia juga menambahkan, berdasarkan perbedaan itu, maka wajar bila Kapal Tiongkok yang masuk ZEE di Natuna akan terus berulang.
Menurutnya yang terpenting adalah Jokowi sudah hadir dan memberikan pesan yang jelas bahwa kedaulatan Indonesia di Natuna tak bisa ditawar.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (13/1/2020), mnurutnya yang terpenting adalah Indonesia dapat mengamankan wilayah ZEE Natuna dan melindungi nelayan yang ada.
Sebelumnya diberitakan, reaksi keras pemerintah Indonesia terhadap pelanggaran perbatasan di Natuna tidak dihiraukan oleh Kapal Ikan Asing (KIA).
Sebab setelah Jokowi berkunjung dan gelar pasukan TNI di Natuna, KIA tersebut masih ada.
Hal tersebut terbukti dari pantauan udara yang dilakukan TNI menggunakan pesawat intai maritim Boeing 737 AI-7301.
Terdapat setidaknya 30 kapal yang masih ada di Laut Natuna Bagian Utara.
(Tribun-Video.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapal China Masih Berdatangan Pasca-Kunjungan Jokowi ke Natuna, Istana Nilai Wajar", [ Ссылка ]#.
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Bayu Galih
=============
Ещё видео!