TRIBUN-VIDEO.COM, BANTARGEBANG - Pedagang di SDN Ciketing Udik III Bantargebang kaget mendengar kabar pembunuhan berantai Bekasi Cianjur, sosok pelaku ternyata Solihin alias Duloh yang dikenal sebagai pedagang Es Cincau.
Hal ini dikatakan Narto (33) pedagang Cakwe di SDN Ciketing Udik III, berita pembunuhan berantai benar-benar membuatnya terkejut.
"Kita temen-temen sini enggak nyangka," kata Narto saat dijumpai, Selasa (24/1/2023).
Narto sangat yakin, orang yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan berantai Bekasi Cianjur adalah abah Soleh pedagang cincau yang dia kenal.
Terlebih setelah polisi mempublikasi foto ketiga tersangka yakni, Solihin alias Duloh, Wowon Erawan alias Aki dan M. Dede Solehudin.
"Kalau saya meyakininya iya, namanya juga kan sama, saya taunya abah Soleh gatau kalau ada belakangnya solihin," ungkap Narto.
Selama jualan, Abah Soleh biasa berdagang di SDN Ciketing Udik III dan keliling di sekitar kawasan Bantargebang.
"Dia paling kalau pagi di sini (SDN Negeri Ciketing Udik III), abis itu paling jalan aja keliling," ucap Narto.
Di Bantargebang, Duloh diketahui mengontrak rumah di daerah Rawa Tengah, Pangkalan 2, Cikiwul, Kota Bekasi.
"Dia sama anak-anaknya di sini, sama anaknya juga jualan es cincau juga," jelas dia.
Sebelum kabar mengejutkan kasus pembunuhan berantai, Duloh sudah hampir sepekan tidak berjualan.
"Sebelum kejadian enggak jualan, pulang dia (ke Cianjur), kurang lebih seminggu," jelasnya.
Duloh memang sering mondar-mandir Bekasi Cianjur, dalam sebulan dia biasa pulang kampung hampir sepekan lalu kembali berjualan.
"Emang sering pulang, dia kalau pulang enggak tentu, bisa misalnya seminggu enggak jualan nanti balik jualan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, misteri kematian sekeluarga di Kontrakan Ciketing Udik RT 02 RW 03, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi akhirnya terungkap.
Tiga orang korban meninggal dunai ternyata diracun kopi campur pestisida, pelaku berjumlah tiga orang telah diringkus Polda Metro Jaya.
Ketiga tersangka diantaranya Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin.
Wowon merupakan suami dari korban tewas di Bekasi bernama Ai Maemunah, sekaligus ayah tiri Ridwan Abdul Muiz (21) dan Muhammad Riswandi (20).
Serial Killer Bertajuk Supranatural
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, kasus pembunuhan di Bekasi merupakan serial killer atau berantai.
Sebelum menghabisi nyawa satu keluarga di Bekasi, Wowon dkk telah membunuh enam orang lainnya.
"Totalnya ada sembilan korban. Mudah-mudahan cuma sembilan, tidak ada korban lain," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat merilis kasus ini, Kamis (19/1/2023).
Fadil menjelaskan, tersangka tega menghabisi keluarganya sendiri karena dianggap berbahaya sehingga perlu dihilangkan.
Tampang tiga tersangka pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin. (Istimewa).
Tampang tiga tersangka pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin. (Istimewa). (Tribunnews.com)
"Para pelaku ini melakukan perjalanan perjuangan pembunuhan, ternyata korban meninggal dunia di Bekasi dibunuh karena para tersangka ini melakukan tindak pidana lain," ucap Fadil.
Wowon alias Aki merupakan kaki tangan tersangka Duloh, dia dikenal sebagai orang sakti yang membuka praktek di kediamannya Cianjur.
"Duloh merasa dirinya mampu meningkatkan kekayaan dengan janji-janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," jelasnya.
Peran Wowon atau Aki mencari mangsa, mengajak korban datang ke rumah Duloh dengan menyerahkan harta bendanya.
Pada saat harta benda telah dikuasai, Duloh akan menghabisi nyawa pasiennya dengan cara diracun lalu jasadnya dikubur.
"Jadi perjuangan perjalanan pembunuhan diawali penipuan janji dan motif hidup sukses, setelah korban menyerahkan harta bendanya lalu para korban dihilangkan," jelas Fadil.
Kejahatan ini rupanya diketahui korban Ai Maemunah dan dua orang putranya, mereka dianggap berbahaya khawatir membocorkan perbuatan keji yang telah dilakukan.
"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain berupa pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pedagang SDN Ciketing Udik III Kaget, Duloh Penjual Es Cincau Ternyata Pelaku Pembunuhan Berantai, [ Ссылка ].
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Ещё видео!