#indonesia #malaysia #bahasaindonesia
=========================================
Untuk promosi, kerjasama dan penggunaan dengan tujuan komersial, silahkan hubungi kontak berikut:
Instagram : www.instagram.com/rezky.anadra
whatsapp : [ Ссылка ]
=========================================
Hola guys..
Kali ini gw pengen ngajak kalian buat bahas suatu topik yang lumayan seru dan asik. Topiknya adalah alasan kenapa orang Rusia suka dan kagum dengan orang Indonesia dan negara Indonesia karena sebuah mitos misterius yang ada di Rusia.
Presiden Vladimir Putin mengungkit mengenai jasa-jasa Rusia (Red: Uni Soviet) terdahulu ketika bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan Putin saat menyambut kedatangan Jokowi di Istana Kremlin, Kamis (30/6/2022).
“Saya ingatkan kembali bahwa negara kami membantu Indonesia membangun kenegaraan dan memperkuat posisi republik muda di kancah internasional,” ujar Putin dalam Katadata.
Selain menyinggung bantuan Uni Soviet ketika awal kemerdekaan, Putin juga mengungkapkan peran Rusia saat membantu pembangunan infrastruktur Indonesia. Ketika itu, katanya, Rusia banyak mengirim spesialis, insinyur, dan ahli konstruksi ke Indonesia.
Uni Soviet ketika itu, jelas Putin, juga berperan dalam membangun infrastruktur transportasi, industri besar, stadion, rumah sakit, dan institusi di Indonesia. Bahkan, tambahnya, beberapa bangunan itu masih beroperasi hingga hari ini.
Pada kesempatan itu, Putin juga menekankan bahwa Indonesia merupakan salah satu mitra utama Rusia di Asia Pasifik. Rusia, tegasnya, akan terus membantu Indonesia membangun kenegaraan dan memperkuat posisi di kancah internasional.
“Hubungan Rusia-Indonesia bersifat konstruktif, saling menguntungkan dan terus berkembang atas dasar tradisi persahabatan dan bantuan timbal balik yang telah berlangsung lama,” katanya.
Doktor sastra Indonesia dan Malaysia di School of Oriental and African Studies, University of London, Inggris, Vladimir I Braginsky mengungkapkan pada mulanya orang-orang Rusia memendam kekaguman terhadap kawasan Nusantara semenjak abad ke-11.
Namun menurut Tomi Lebang dalam bukunya Sahabat Lama, Era Baru yang dimuat Tirto, kekaguman itu bersifat misterius karena mereka sendiri tidak tahu di mana Nusantara. Pengetahuan masyarakat Rusia hanya berasal dari Mitos.
“Mitos itu berupa kepercayaan bahwa Kepulauan Nusantara sebagai Taman Eden, yang memiliki kekayaan berupa emas dan batu berharga lainya,” tulisnya.
Saat dalam jajahan Belanda, Kekaisaran Rusia sudah menempatkan seorang konsul pertama (dan terakhir) di Batavia, yaitu M.Bakunin. Dia memegang jabatan sebagai konsul itu pada periode 1894-1899.
Hubungan Rusia-Indonesia juga terkait dengan sosok Tan Malaka yang hadir dalam Kongres Komintern IV di Moskow pada tahun 1932. Bukan hanya Tan Malaka, ada juga Munawar Musso yang pernah tinggal di Moskow.
Hubungan ideologis ini kembali muncul saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, Uni Soviet menjadi salah satu negara yang terus menerus mendukung kemerdekaan Indonesia.
Andrew Gromyko, pada sidang PBB dalam kurun waktu 1945-1947 terus memelopori gerakan mengecam Belanda yang melestarikan penjajahan di Indonesia. Pers Rusia pun dipenuhi dengan reproduksi berita tentang para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Uni Soviet juga mendukung kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia yang mereka suarakan dalam beberapa forum internasional, seperti Konferensi Asia di Delhi pada 1949 serta pertemuan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) 1947-1948.
Kemudian pada 1948, secara de facto Uni Soviet mengakui kemerdekaan Indonesia, lantas disusul dengan pengakuan de jure sekaligus pembukaan hubungan diplomatik Uni Soviet-Indonesia pada tanggal 1950.
Uni Soviet memang menghormati sosok Bung Karno, ketika kunjungan Soekarno ke Leningrad, dirinya termangu pada bayangan bangunan berbentuk masjid namun malah dimanfaatkan sebagai gudang.
Ketika ditanya komentarnya mengenai Leningrad, Bung Karno malah bercerita tentang kondisi masjid berwarna biru yang dilihatnya dan memintanya bangunan itu dikembalikan sesuai fungsinya sebagai tempat ibadah.
“Hanya dalam waktu 10 hari setelah kunjungan Presiden Soekarno, bangunan itu kembali menjadi masjid, yang saat ini dikenal dengan Central Mosque,” .
Ketika hubungan harmonis itu berlangsung, Uni Soviet tercatat mengalirkan banyak bantuan dana untuk pembangunan berbagai proyek infrastruktur di Indonesia
Tercatat Uni Soviet menggelontorkan uang senilai 600 juta dolar AS kepada Indonesia dalam bentuk kapal penjelajah, destroyer, kapal selam, tank amfibi, dan pesawat tempur MIG. Tak heran ketika itu angkatan laut Indonesia disebut terkuat ke-2 setelah Tiongkok.
Setelah peristiwa G30/S itu, kemesraan Indonesia-Uni Soviet lantas pupus. Orientasi pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto berseberangan dengan pemerintahan yang lama.
Nah buat kalian yang tertarik dengan konten ini, langsung aja tonton videonya sampai habis ya.
Enjoy-
Ещё видео!