Kanal Bali Jani ~ Menurut buku “Babad Pasek: Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Resi” yang disusun oleh Jro Mangku Gde Ketut Soebandi, istilah Pasek pada awalnya dipakai oleh orang-orang Bali Aga, sebagai gelar atau jati diri seorang pemimpin.
Mula-mula gelar itu disematkan untuk seseorang yang berstatus sebagai pimpinan di lembaga pemerintahan. Seiring berjalannya waktu, gelar Pasek juga dipakai oleh setiap pimpinan di berbagai bidang, sehingga kemudian dikenal sebutan Pasek Bali, Pasek Mula, Pasek Sukaluwih, Pasek Sukawana dan lain-lain. Pada zaman Mpu Dryakah atau Mpu Kamareka, Mpu Semeru memberi wewenang kepada Mpu Kamareka untuk menggunakan sebutan Pasek Kayuselem.
Sesudah keturunan Sapta Resi tiba di Bali dan menjadi pimpinan, baik di lembaga pemerintahan maupun di bidang agama dan lain sebagainya, mereka mengikuti tradisi yang sudah berlaku di Bali.
Maka dari itu setiap keturunan Sapta Resi yang menjadi pimpinan di berbagai bidang, memakai gelar Pasek, yang kemudian secara tradisional juga dipakai sebagai jati diri keturunan. Sejak saat itulah keturunan Sapta Resi disebut Pasek, walaupun yang bersangkutan tidak menduduki jabatan pimpinan di masyarakat.
Di Bali, jati diri Pasek tidak saja dipakai oleh keturunan Sapta Resi, tetapi juga disandang oleh warga lain yang menduduki jabatan pimpinan. Contohnya, warga Pulasari yang menduduki jabatan disebut Pasek Pulasari. Mereka adalah keturunan Dalem Tarukan, sama halnya dengan: Sekar, Bebandem, Balangan, Belayu dan Dangin, yang peguyubannya bernama Para Gotra Sentana Dalem Tarukan.
Ещё видео!