Indonesia masih sangat membutuhkan batu bara. Selain sebagai sumber energi yang murah, batu bara juga memiliki peran sentral sebagai penopang perekonomian nasional. Sehingga, segala tantangan yang melingkupi sektor ini, harus disikapi secara positif agar dapat memberikan kontribusi yang optimal.
Indonesia harus cepat mengambil langkah antisipatif agar batu bara tetap menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjadi industri yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Dalam rangka mencari solusi terbaik dan peta jalan pengelolaan batu bara, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) menggelar Indonesian Coal Conference 5th pada 11-18 September 2020, yang mengangkat tema utama Save Indonesia Coal.
Ketua Umum PERHAPI, Rizal Kasli mengatakan, batu bara tidak boleh lagi dianggap sekadar penyumbang devisa, tapi harus lebih dari itu. Batu bara harus menjadi sumber ketahanan energi dan katalis pembangunan secara berkelanjutan. Pengelolaan batu bara harus mempertimbangkan masa depan energi bangsa dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan serta kemanfaatan bagi masyarakat.
"PERHAPI akan membuat rumusan penyelesaian terbaik dari sisi regulasi maupun bisnis. Batu bara sebagai sumber daya alam tidak terbarukan diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan,” ujar Rizal.
Sebagai informasi, hingga Juli 2020, produksi batu bara Indonesia mencapai sekitar 271 juta ton, atau 49 persen dari rencana produksi nasional. Di saat bersamaan, harga batu bara sedang mengalami tekanan, yang terus tergerus sampai ke level USD 50 per ton.
Menurut Rizal, harga batu bara kemungkinan bisa merosot lagi atau mengalami stagnasi jika tidak dilakukan pengendalian produksi secara nasional.
“Berbagai dampak akan muncul jika kondisi ini berlangsung terus. Mulai dari potensi PHK di sektor pertambangan, dan juga lesunya ekonomi di daerah penghasil,” tuturnya.
Namun demikian, hal yang paling mengkhawatirkan adalah turunnya cadangan batu bara nasional, dan rendahnya upaya pencarian cadangan baru atau eksplorasi.
“Semua ini harus cepat dirumusan solusi terbaiknya untuk kemajuan bersama,” tutup Rizal.
Ещё видео!