KOMPAS.TV - Berawal dari merawat kain tapis pemberian orang tuanya, kini Roslina warga jalan Pratu M Amin Kalianda Bawah Lampung Selatan, Provinsi Lampung justru menjadi seorang kolektor dan pemerhati kain tapis.
Berbagai jenis tapis seperti tapis pelepai, tapis wastra Lampung, tapis raja medal, hingga selendang maduaro dengan motif terbuat dari campuran perak, emas, perunggu, dan tembaga ini memiliki usia puluhan hingga ratusan tahun.
Selain didapat dari warisan keluarga, Roslina juga menyebut kerap mendapatkan titipan kain tapis tua berusia puluhan tahun dari sejumlah orang yang mempercayai dirinya untuk menjaga dan merawat tapis tersebut.
Roslina mengaku, selain sebagai upaya menjaga kelestarian budaya Lampung, merawat kain tapis tua juga memiliki berkah tersendiri.
Lantaran ia kerap mendapatkan undangan untuk mengisi pameran tapis baik yang diselenggarakan di dalam negeri hingga disejumlah negara lain.
Baca Juga Mengenal Lebih Dekat Parang Kayutangi dan Cerita di Baliknya, Koleksi Pusaka Berusia Lebih 200 Tahun di [ Ссылка ]
Meski kerap mendapat tawaran harga yang cukup menggiurkan dari sejumlah orang yang ingin memiliki tapis koleksinya, namun Roslina enggan untuk menjualnya.
Ia lebih memiliih memberdayakan sejumlah perajin Lampung untuk membuat tapis serupa yang hasilnya kerap dipasarkan melalui ajang pameran hingga jejaring sosial media.
Roslina mengajak masyarakat khususnya kaum muda di Lampung untuk mau melestarikan kain tapis agar keberadaanya tetap eksis ditengah era modern saat ini.
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!