TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram melakukan pendeportasian terhadap seorang warga negera Malaysia, berinisial M (55), pria.
Cukup membandel, M sudah tercatat dideportasi sebanyak dua kali, yakni pada tahun 2018 dan tahun ini, 2022.
Dua kali pendeportasian terhadapnya dilakukan karena alasan yang sama, yakni habis masa tinggal di Indonesia.
M beralasan, ia tidak dapat pulang ke Malaysia karena ada pembatasan mobilitas akibat pandemi covid-19 beberapa waktu lalu.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kota Mataram, Onward Victor Toruan menjelaskan, M telah melanggar UU No. 6 Tahun 2011 Pasal 78 Ayat 3 UU No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
“Ia telah tinggal di Wilayah Indonesia dengan izin tinggal yang telah habis masa berlakunya selama lebih dari 60 hari,” ucap Onward didampingi oleh Kasi Inteldakim, Putu Agus Eka Putra dan Dit Intelkam Polda NTB, saat konfrensi pers di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kota Mataram, Selasa (6/9/2022).
Selanjutnya Onward menjelaskan, M telah berada di wilayah Indonesia selama dua tahun dengan izin tinggal yang telah habis masa berlakunya.
Meski mengetahui hal tersebut, M tidak juga melapor ke Kantor Imigrasi terdekat agar mendapatkan arahan dari petugas.
“Dia takut untuk melapor. Karena dulu sudah pernah dideportasi kembali,” kata Onward.
Atas kolaborasi antara Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram dengan Dit Intelkam Polda NTB, M berhasil diamankan.
“Kami mendapatkan informasi dari Tim Dit Intelkam Polda NTB terkait keberadaan orang asing yang dicurigai tidak memiliki izin tinggal di wilayah Lombok,” tutur Onward.
Atas laporan tersebut, TIMPORA (Tim Pengawas Orang Asing) lantas bergerak dengan petugas dari Intelkam Polda NTB untuk melakukan operasi penangkapan.
M ditangkap pada 22 Agustus 2022, pukul 20.11 WITA saat sedang berada di rumahnya di di Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
M tinggal di rumah tersebut bersama seorang wanita yang diakuinya sebagai istri melalui pernikahan siri dan sudah berumah tangga selama dua tahun.
M kemudian dibawa langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram untuk menjalani pemeriksaan.
Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan, M mengakui bahwa izin tinggal yang digunakan untuk berada di wilayah Indonesia sudah mati sejak beberapa tahun yang lalu.
Dan ia dengan sengaja tidak melaporkan dirinya ke Kantor Imigrasi terdekat karena tahu akan terkena hukuman.
“M tahu bahwa dirinya akan terkena hukuman dan dideportasi dari Indonesia, oleh sebab itu ia tidak melaporkan dirinya ke Kantor Imigrasi Mataram.”
Saat ini M diamankan di Ruang Detensi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram, dan direncanakan akan diberangkatkan pada Kamis (8/9/2022).
“Kami sudah melakukan test PCR, hasilnya negatif. Rencananya akan kami berangkatkan hari Rabu besok (7/9/2022), tapi pesawat sudah penuh. Alhasil akan kami berangkatkan pada Kamis (8/9/2022),” kata Kasi Inteldakim, Putu.
Selanjutnya M akan dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan kembali agar M tidak dapat kembali ke Indonesia.
“M akan kami deportasi dan akan kami pastikan data penangkalan atas nama dirinya tetap aktif di sistem,” tandas Onward.
Hal itu dilakukan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kota Mataram sesuai dengan Kebijakan Selective Policy yang dianut oleh Indonesia.
Yaitu hanya Orang Asing yang bisa memberikan manfaat saja yang bisa masuk ke wilayah Indonesia.
Putu juga menjelaskan, penangkalan ini sifatnya selama enam bulan sekali, dan akan terus berlanjut bila tidak ada permohonan dari pihak keluarga.
“Tidak akan bisa kembali ke Indonesia tanpa permohonan dari pihak keluarga. Ini juga terus berlanjut seterusnya bila tidak ada permohonan. Yang pasti tetap ada aturan bila ia ingin kembali ke Indonesia,” tandas Putu.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Masa Tinggal Sudah Lama Habis, WNA Malaysia Ini Dideportasi, Sampai Punya Istri dan Rumah, [ Ссылка ].
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
#deportasi #wna #malaysia
