Jaripah adalah tari garapan lain yang diangkat oleh Subari dari sejarah barong Kemiren yang sangat terkenal di Banyuwangi sebagai bagian ritual. Dari kajian yang ia lakukan, Subari menemukan tafsir bahwa sosok jaripah tidak bisa dilepaskan dari keyakinan religi masyarakat Osing.
“Jaripah itu gandrungnya barong. Sebetulnya jaripah, kalau kita telusuri dari perjalanan awal sampai akhir, berdekatan dengan perjalanan agama, yakni agama-agama jawa. Karena nama barong itu sendiri, sinar udara. Sinar udara itu ya, udara, angin, Allah, Tuhan. Sebetulnya bukan jaripah, Ja’ah makrifat. Coba kita telusuri mau kemana, mau kemana dari orang yang muda yang tua, terus sampai apa maksud itu. Ternyata itu tadi perjalanan islam itu. Makanya, dalam barong itu, nggak lah kamu menjadi jaripah karena jaripah yang menari di dalam barong itu bukan sosok seorang perempuan tapi seorang laki-laki. Kembali laki-laki itu tidak laki-laki tidak perempuan tidak beranak dan tidak diperanakkan. Makanya contoh didalamnya adalah jaripah itu menarikannya sosok seorang laki-laki tapi berdandan perempuan. Tetapi di sana peliharaan itu hilang. Jiwa kita itu seakan-akan hilang
Ещё видео!