Akhir 2019 adalah kali pertama saya dikenalkan dengan jakaba, oleh seorang sahabat sesama penggiat pertanian. Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan apa yang disampaikan oleh sahabat saya tentang jakaba, namun segalanya berubah saat saya menemukan video ini. Video yang dipublikasikan oleh kanal youtube kabupaten situbondo ini, menampilkan seorang pria yang mengenalkan tentang sebuah jamur bernama Jakaba, yang menurutnya mampu menyuburkan tanaman, dan memperbaiki tanaman yang rusak akibat serangan patogen dan hama.
Dari sini rasa penasaran saya tentang jakaba muncul, Saya pun mulai melakukan riset tentang jakaba, di mulai dari membuat dan mengaplikasikan sendiri jakaba pada beberapa tanaman. Di luar dugaan, saya menjumpai hasil yang luar biasa dari pengaplikasian jakaba, dari situ saya mengetahui bahwa pria yang saya saksikan di kanal youtube tersebut benar-benar tidak sedang berbohong. Dari sinilah saya menjadi pengguna tetap jakaba, dan rutin mengaplikasikan jakaba pada tanaman yang saya budidayakan.
Akan tetapi ada satu hal yang selalu mengganjal dan mengganggu dipikiran saya tentang jakaba. Apakah benar bahwa jakaba adalah sebuah jamur, karena setelah diteliti dengan uji mikroskop sekalipun, jakaba tidak memiliki syarat yang cukup untuk diklasifikasikan sebagai jamur. Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa jakaba merupakan protista yang menyerupai jamur, dan yang lain mengatakan bahwa jakaba adalah cordyseps.
So apa itu jakaba? Mengapa jakaba begitu hebat untuk tanaman? Dan bagaimana jika jakaba bukanlah sebuah jamur, melainkan sesuatu yang lebih kuat dari itu? Untuk memahami cerita ini, kita harus memulainya dari awal sekali
Prelude 00:00
Awal mula jakaba 1:53
Kenapa harus “Jakaba”? 4:34
Henry Carl Aldrich (keajaiban di ember pupuk) 7:14
Cladonia Arbuscula 10:20
Apakah Cladonia Arbuscula adalah Jakaba? 14:51
Jakaba bukan jamur (penutup) 17:27
Ещё видео!