BANJARMASINPOST.CO.ID- Beberapa ritual badudus yang berkembang di masyarakat Banjar yaitu badudus saat menjelang pernikahan dan ketika seorang ibu menjalani kehamilan tujuh bulan atau disebut mandi-mandi tujuh bulanan.
Tujuan ritual Badudus adalah pembersihan diri secara lahir maupun batin. Selain itu untuk membentengi diri dari berbagai masalah yang datang dari luar dan dalam diri seseorang.
Tata caranya bagi pengantin atau ibu hamil adalah dimandikan dalam posisi duduk. Dimandikan dengan air mayang pinang atau bunga-bunga. Siraman terakhir adalah air kelapa muda.
Setelah mandi badudus, duduk di tapih balipat (sarung dilipat), kaki diberi batutungkal atau coretan cacak burung dengan kunyit yang dicampur kapur, gunanya supaya tidak kapidaraan alias diganggu makhluk halus.
Selanjutnya dikelilingi lilin dan cermin sebanyak tiga kali. Dilumuri kasai kuning atau bedak yang dicampur dengan kunyit dan air.
Mukhlis Maman, Budayawan Banjar, mengatakan, Badudus itu tradisi serapan peninggalan budaya nenek moyang sebelum agama Islam masuk di tanah Borneo.
"Bisa dilihat proses upacaranya di luar syariat Islam, karena dalam Islam tak ada amaliyah yang menggunakan kembang-kembang," jelas Julak Larau, panggilan akrabnya.
Ketika Islam masuk, tradisi yang sudah membudaya di masyarakat ini disesuaikan dengan syariat Islam atau istilahnya 'di-Islamkan'
"Dalam upacara itu ada pembacaan shalawat dan membaca doa, memohon kepada Allah SWT," terang Julak. (banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
Ещё видео!