TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang remaja berinisial RK (17) yang menjadi korban pelecehan oleh guru ngajinya, RS (41) di Garut.

Perbuatan RS terungkap setelah korban berubah sikap seusai pulang dari ziarah.

Korban menjadi tidak bersemangat mengaji, dan kerap marah-marah.

Dilansir oleh TribunJabar.id, Kasubbag Humas Polres Garut Ipda Muslih Hidayat mengatakan, terungkapnya kasus itu berawal dari orang tua korban.

Orang tua korban kemudian menaruh kecurigaan karena sepulangnya korban dari ziarah, karakternya menjadi berbeda dengan biasanya.

"Pihak orang tuanya sudah menaruh kecurigaan karena sepulangnya dibawa ziarah oleh ustaz, karakter anak jauh berubah. Ia menjadi kurang semangat mengaji," katanya, Selasa (6/4/2021).

Tidak seperti biasanya, korban menjadi tidak semangat dalam mengaji.

Padahal dalam kesehariannya, korban termasuk anak yang rajin mengaji.

Korban juga menjadi sering uring-uringan kepada kedua orang tuanya.

Semakin curiga karena tingkah anaknya yang berubah, keluarga korban langsung mendesak sang anak untuk menceritakan apa yang terjadi padanya.

Korban lalu mengaku pernah dicabuli oleh guru ngajinya.

Mendengar informasi tersebut pihak keluarga dan masyarakat secara spontan tersulut emosi lalu membakar tempat ngaji milik pelaku.

Hingga kini, pelaku pencabulan yang merupakan guru ngaji tersebut statusnya menjadi buron dan sedang dalam pencarian.

Pelaku sudah tidak ada di tempat saat warga membakar tempat ngaji para santri.


Diberitakan sebelumnya, sebuah tempat mengaji tiba-tiba didatangi massa, Senin (5/4/2021) malam.

Malam itu, warga terlihat emosi. Tak berselang lama api menyala di bangunan tersebut.

Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Warga yang membakar tempat ngaji itu tersulut emosi pada guru ngaji yang mencabuli muridnya.

(Tribun-video.com/TribunJabar.id)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Awal Mula Kelakuan Cabul Guru Ngaji Terungkap, Korban Berubah Pulang Ziarah, Tempat Mengaji Dibakar, [ Ссылка ].
Penulis: Sidqi Al Ghifari
Editor: taufik ismail

свернуть