#lampubadai #lampujadul
Sejarah Lampu Badai.
Lampu badai atau disebut juga hurricane lantern, biasa dipakai oleh tukang becak dan nelayan karena sesuai namanya, lampu minyak ini tahan angin dan segala cuaca. Juga biasa digunakan saat camping.
Di beberapa daerah disebut juga lampu Ting atau Teng berdasarkan merk lampu ini produksi China yang bermerk Ting.
Lampu badai ini awalnya diciptakan oleh John Irwin dari Inggirs dan dipatenkan pada 12 Januari 1868. Saat itu bentuknya sedikit berbeda dengan lampu badai yang kita kenal sekarang, walau perbedaannya tidak banyak yaitu hanya pada bagian atas atau tutupnya saja yang jauh lebih sederhana. Bentuk awal dari lampu badai ini disebut dengan hot blast, sedangkan model yang sekarang disebut cold blast.
Kenapa lampu ini bisa tahan terhadap badai? Jawabannya terletak pada designnya yang walaupun sederhana ternyata menyimpan keajaiban dan kejeniusan penciptanya. Lampu badai tahan angin bukan sekedar karena ditutup rapat oleh kaca tapi karena designnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga sirkulasi aliran udara tetap lancar dan stabil. Kalau api dikurung begitu saja dalam gelas kaca pasti api akan padam.
Lampu badai ternyata sangat ringan dan dibuat dari rangka aluminium yang ringan dan berongga. Pantasan harganya relatif murah. Sebetulnya bahan yang tipis dan berongga (pada pegangan sampingnya) tujuannya bukan semata untuk “cost down” tapi untuk sirkulasi udara.
Harga lampu ini bervariasi yaitu berkisar antara Rp 60.000 s/d Rp 400.000 tergantung merek. Untuk harga termurah adalah buatan China dengan merek Ting, Baiqun atau Ancor, sedangkan merek lain yang lebih mahal yaitu Dietz (Hongkong), Petromax dan Feuerhand (Jerman). Semua harga yang disebut diatas adalah produksi baru, sedangkan untuk produksi lama atau bagi anda pecinta barang lawas maka harga yang harus dibayar tentu jauh lebih mahal, terlebih untuk model atau type langka.
#antikan
#klasikan
Ещё видео!